kievskiy.org

Luhut Binsar Pandjaitan Tuding Ada 'Tikus' dalam Penerimaan Negara di Sektor Minerba

Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut Binsar Pandjaitan. /Instagram.com/luhut.pandjaitan

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuding adanya 'tikus' dalam penerimaan negara di sektor Mineral dan Batubara (Minerba).

Hal itu disampaikan dalam acara Launching SIMBARA & Penandatanganan MoU Sistem Informasi Terintegrasi dari Kegiatan Usaha Hulu Migas pada Selasa, 8 Maret 2022.
 
"Ini yang sangat penting yang disampaikan dari data yang dilaporkan tim ke saya, saya memahami fase 1, 2, 3 yang sudah 100 persen ini baru awal integrasi," tutur Luhut Binsar Pandjaitan.
 
Dia pun menekankan masih banyaknya anomali dan iregularitas dari data Kementerian/Lembaga yang masuk.
 
 
"Masih banyak terdapat anomali dan iregularitas dari data mentah yang masuk dari berbagai Kementerian/Lembaga yang tadinya belum terintegrasi," ujar Luhut Binsar Pandjaitan.
 
Oleh karena itu, terintegrasinya data tersebut akan membuatnya menjadi lebih bersih.
 
"Sekarang dengan terintegrasi ini kita mulai bersihkan data-data ini, dan ini saya kira akan banyak penerimaan dari Kementerian Keuangan dapat dari sini. Dan kita akan tindak tegas orang-orang yang bermain di sini," kata Luhut Binsar Pandjaitan.
 
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Youtube Kemenkeu RI, ia kemudian membeberkan berbagai iregularitas yang ditemukan oleh timnya, terkait dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN).
 
 
"Iregularitas di antaranya dugaan penggunaan NTPN yang tidak semestinya, NTPN diisi tapi tidak valid, NTPN diisi dari jenis NTPN final pelunasan, NTPN diisi tidak diisi dari, dan NTPN valid tapi salah format," tutur Luhut Binsar Pandjaitan.
 
Selain itu, ada juga perbedaan selisih pada NTPN dan pembayaran langsung (LS) yang dilakukan.
 
"Selain itu ada selisih tonase pada NTPN dan LS, terdapatnya penggunaan NTPN lebih dari satu bulan," ucap Luhut Binsar Pandjaitan.
 
Terkait hal itu, dia meminta tim teknis untuk segera menindaklanjuti analisis data dan perbaikan serta penegasan konsekuensi jika dipastikan iregularitas tersebut adalah kecurangan.
 
 
"Saya minta kepada tim kemarin, ini betul-betul dikaji, didalami, dan diambil tindakan. Jadi saya mohon Ketua KPK, di sinilah kita bermain. Jadi tindakan pencegahan, jangan kita biarkan lagi orang hidup di dalam ketidakteraturan, dengan sistem ini kita akan hidup lebih teratur ke depan, akan membawa republik ini makin baik lagi," tutur Luhut Binsar Pandjaitan.
 
Selain itu, dia menyebut pengembangan SIMBARA telah mengidentifikasi celah-celah rawan pencurian uang rakyat, sekaligus menutupnya dengan berbagai mekanisme baru, pengenaan blokir otomatis, dan pergerakan batu bara di titik mana saja.
 
"Seketika jika ditemukan dokumen yang tidak konsisten, telah nyata menjadi upaya pencegahan korupsi berbasis elektronik," ujar Luhut Binsar Pandjaitan.
 
Menurutnya, jika sistem yang dibuat lebih tertib, bangsa Indonesia juga akan lebih disiplin dan mengurangi tindak pencurian uang rakyat.
 
"Saya kira dengan kita membuat suasana lebih tertib, sistem yang tertib, akan kurang korupsi, dan kurang korupsi akan membuat Indonesia ini lebih bagus ke depan dan mendisiplinkan bangsa kita ini," kata Luhut Binsar Pandjaitan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat