PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Agama akan berdiskusi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait perubahan biaya ibadah haji.
Sebelumnya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah menyampaikan usulan biaya perjalanan ibadah haji, namun karena Arab Saudi mencabut sejumlah aturan pencegahan Covid-19 di negaranya, kemungkinan biaya tersebut akan berubah.
"Kami juga akan berkonsultasi dengan Komisi VIII DPR untuk menyikapi perkembangan situasi, utamanya terkait adanya pelonggaran protokol kesehatan baik di Tanah Air maupun di tanah suci," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Rabu, 9 Maret 2022.
Hilman mengatakan dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI beberapa waktu lalu, Menteri Agama mengusulkan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) pada 1443 H/2022 M sebesar Rp45.053.368.
Baca Juga: Arab Saudi dan UEA Tolak Telepon AS, Joe Biden Ketar-Ketir Soal Harga Minyak Dunia
Usulan tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan biaya haji 1441 H/2020 M, yang mencapai Rp31 juta hingga 38 juta.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, kenaikan biaya perjalanan ibadah haji pada 1443 H/2022 M disebabkan oleh salah satu faktor, yakni adanya perhitungan biaya protokol kesehatan (prokes) Covid-19 untuk jamaah seperti karantina dan PCR.
Adapun komponen biaya prokes jamaah haji itu antara lain meliputi tes Swab PCR di asrama haji sebanyak dua kali,yakni saat keberangkatan ke Arab Saudi dan setibanya di Tanah Air. Kemudian tes Swab PCR juga dilakukan di Arab Saudi sebanyak tiga kali dengan rincian, saat tiba di Tanah Suci, saat karantina, dan terakhir sebelum pulang ke Tanah Air.
Kemudian komponen tambahan lainnya yaitu akomodasi dan konsumsi selama lima hari karantina di Jeddah dan akomodasi serta konsumsi di Asrama Haji setibanya di Arab Saudi.