kievskiy.org

Hasil Penelitian, Indonesia Diuntungkan Limpahan Sinar UV yang Ampuh Bunuh Virus Corona

Sejumlah warga di Komplek Perumahan Asabri, Blok Sabeulah, kelurahan Simpeureum, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka tengah berjemur di jalan depan rumah mereka untuk membunuh kuman dan menghindari terpaparnya virus corona, Selasa, 31 Maret 2020.*A
Sejumlah warga di Komplek Perumahan Asabri, Blok Sabeulah, kelurahan Simpeureum, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka tengah berjemur di jalan depan rumah mereka untuk membunuh kuman dan menghindari terpaparnya virus corona, Selasa, 31 Maret 2020.*A /Pikiran-rakyat.com/TATI PURNAWATI

PIKIRAN RAKYAT – Terlintasi garis khatulistiwa, Indonesia sangat diuntungkan dengan teriknya matahari yang setiap hari bersinar terang.

Dari sanalah, Indonesia memperoleh limpahan sinar ultraviolet (UV) yang jauh lebih banyak dari wilayah-wilayah subtropis.

Hasil penelitian baru-baru ini, di Malang, Jawa Timur, sinar UV dari matahari mampu membersihkan udara dari virus corona.

Baca Juga: Penanganan Dinilai Belum Optimal, Pemkot Bandung Diminta Libatkan Puskesmas dalam Tangani Covid-19

Tidak heran jumlah penyebarannya di Indonesia, menurut penelitian tersebut, tidak begitu melonjak ditambah kondisi udara yang bersih.

Penelitian tersebut dilakukan Universitas Brawijaya (UB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, dan hasilnya menjelaskan di wilayah dengan indeks UV yang tinggi dan tidak ada pencemaran udara masif, jumlah orang terinfeksi corona jauh lebih sedikit.

"Di wilayah subtropis, seperti New York, AS, Milan, Italia dan Spanyol yang indeks UV-nya rendah dan pencemaran udaranya tinggi, menyebabkan orang tertular melalui media udara (airborne), sehingga jumlah penderita COVID-19-nya sangat banyak," kata Guru Besar Biologi Sel dan Molekuler Universitas Brawijaya Prof Sutiman Bambang Sumitro, seperti dilaporkan Antara, Jumat, 12 Juni 2020.

Baca Juga: Daftar Harga Motor Suzuki di Juni 2020, Mulai dari Rp 16 juta

Cara kerja sinar UV memproteksi tubuh dari virus corona, efektif pada siang hari. Beraktivitas di luar rumah pada siang hari membuat udara lebih bersih dari virus corona.

"Sinar UV memiliki frekuensi gelombang tinggi yang dapat merusak materi RNA (Ribonucleic Acid) dan protein virus, sehingga bisa menginaktifkan virus di udara, bahkan yang menempel di benda-benda padat. Hasil penelitian ini memberikan indikasi bahwa sinar UV dari matahari mampu membersihkan corona yang ada di udara," katanya.

Hal ini, lanjutnya, membuat Indonesia yang berada di Khatulistiwa sangat diuntungkan, karena mendapat limpahan sinar UV dibandingkan negara subtropis.

Baca Juga: Kepanikan Gelombang Kedua Covid-19 Picu Nilai Tukar Rupiah Melemah, BI Lakukan Intervensi

"Di wilayah subtropis, seperti New York, AS, Milan, Italia dan Spanyol yang indeks UV-nya rendah dan pencemaran udaranya tinggi, menyebabkan orang tertular melalui media udara (airborne), sehingga jumlah penderita COVID-19-nya sangat banyak," katanya.

Sutiman menambahkan indeks UV yang tinggi umumnya didapatkan pada siang hari. Dengan demikian, di luar rumah pada siang hari membuat udara lebih bersih dari virus corona.

Ia mengatakan UV tinggi kurang baik bagi orang subtropis berkulit putih. Sebaliknya, bagi masyarakat Indonesia yang sudah terbiasa dengan UV tinggi tidak masalah.

Baca Juga: Keji, Tiga Polisi Seret dan Ikat Seorang Wanita di Belakang Motor Sambil Mencambuknya

"Namun, bagi penduduk yang jarang ada di luar ruangan, kulit manusia juga bisa terbakar bila terlalu lama di bawah sinar UV, misalnya di pantai atau di gunung tinggi," katanya.

Dikemukakannya bahwa kemampuan sebagai disinfektan dari sinar UV ini bisa dimanfaatkan untuk sterilisasi angkutan umum, seperti bus dan kereta api, bahkan UV dipakai untuk sterilisasi atau membunuh kuman di ruang operasi di rumah sakit.

"Sebenarnya kita tidak perlu melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada siang hari," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat