PIKIRAN RAKYAT – Kelangkaan stok solar subsidi yang terjadi di beberapa daerah di pulau Sumatra menjadi perhatian serius pemerintah.
Kekurangan stok solar subsidi mulai dirasakan masyarakat sejak bulan lalu, seperti di Banda Aceh. Nelayan setempat mengaku sulit melaut lantaran tidak mendapat BBM solar subsidi dengan harga Rp5.150 akibat pembatasan pasokan dari PT Pertamina.
Kemudian di Kota Jambi, terjadi kemacetan lalu lintas akibat antrean panjang di beberapa SPBU. Antrean kendaraan yang didominasi truk angkutan batu bara terjadi di daerah tersebut karena tidak seimbangnya ketersediaan bahan bakar solar bersubsidi dengan kebutuhan kendaraan yang mengantre.
Baca Juga: Beda Sikap Demo 11 April 2022: BEM SI Kerahkan 1.000 Mahasiswa, BEM Nusantara 'Terserah' Anggota
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan saat dirinya melakukan sidak di beberapa SPBU di Kota Bengkulu menemukan banyak truk industri milik perusahaan tambang dan perkebunan yang menggunakan BBM solar subsidi. Hal itulah yang menurutnya mengakibatkan berkurangnya stok untuk masyarakat.
"BBM jenis solar subsidi diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan BBM solar subsidi, bukan untuk industri umum. Namun ditemukan BBM jenis solar dipakai oleh angkutan besar," kata Arifin di Bengkulu, Minggu, 10 April 2022, dikutip dari Antara.
Ia menegaskan tujuan pemerintah memberikan BBM subsidi hanya diperuntukkan untuk masyarakat yang tidak mampu. Sedangkan, untuk masyarakat yang mampu diminta untuk tidak menggunakannya.
Baca Juga: Tepis Tudingan Solar Langka di Berbagai Daerah, Pertamina Pastikan Stok BBM Aman hingga Lebaran 2022
Arifin mengutarakan BBM subsidi jenis solar saat ini banyak digunakan atau dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang bukan peruntukannya, seperti perusahaan CPO dan batu bara.