kievskiy.org

Air Laut Teluk Bima Berubah Warna, DLH: Menjurus ke 'Sea Snot'

Pantai Lawata, Pantai Amahami dan sekitarnya di Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) berubah warna jadi coklat keruh.
Pantai Lawata, Pantai Amahami dan sekitarnya di Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) berubah warna jadi coklat keruh. /Jurnal Sumbawa/Muslimin

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kabupaten Bima beserta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) turun tangan menanggapi fenomena berubahnya warna Pantai Lawata Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Di saat banyak yang berasumsi bila perubahan tersebut diakibatkan oleh tumpahan limbah Pertamina, Pemkab sekitar menduga kejadian ini justru disebabkan oleh fenomena alam.

“Dugaan sementara berasal dari lumut atau ganggang laut,” ujar Kabag Protokol dan Komunikasi Setda Kabupaten Bima, Suryadin.

Kendati demikian, Suryadin menuturkan pihaknya masih akan terus menyelidiki pemicu warna pantai berubah dengan mengambil sampel untuk diteliti di laboratorium.

Baca Juga: Tampil Perdana ke Publik, Curhatan Nia Ramadhani Pasca Bebas Rehabilitasi Jadi Sorotan

"Untuk memastikan apa sebenarnya yang terjadi dan apa penyebab berkaitan dengan fenomena tersebut, pihak DLH kab. Bima telah mengambil sampel air laut dan gumpalan tersebut dianalisa lebih lanjut di laboratorium," ucapnya.

Sementara, dari hasil pengamatan tim DLH Bima, fenomena yang terjadi di Teluk Bima ini menjurus pada berkumpulnya lendir laut atau ingus laut (Sea Snot) yang sifatnya mirip gelatin dan krim.

Ingus laut ini disebut tidak berbahaya namun dapat mengundang virus dan bakteria, termasuk E. coli.

Mereka juga menjelaskan pemicu munculnya lendiri laut di sekitar Teluk Bima.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat