kievskiy.org

APBN Masih Menyubsidi Pertalite, Jokowi: Kita Tahan Sampai Kapan?

Harga bahan bakar minyak jenis pertalite masih disubsidi pemerintah lewat APBN ditengah peningkatan harga energi dan komoditas global.
Harga bahan bakar minyak jenis pertalite masih disubsidi pemerintah lewat APBN ditengah peningkatan harga energi dan komoditas global. /BPMI Setpres

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di Indonesia tergolong murah jika dibandingkan dengan negara lain. Di Jerman, dia mencontohkan, harga bensin sudah mencapai Rp31.000 jauh melebihi harga BBM di Indonesia.

"Saya lihat misalnya di Jerman, bensin sudah Rp31 ribu, sudah hampir dua kali lipat, di Singapura Rp32 ribu, di Thailand Rp20.800, (harga) ini kalau saya rupiahkan. Di Amerika Rp18 ribu kurang lebih. Kita masih Rp7.650 (Pertalite)," ujar Presiden Jokowi.

Dibandingkan negara lain harga BBM di Indonesia tidak naik. Padahal harga minyak dunia dan harga komoditas energi lain sedang tinggi-tingginya.

Harga di negara-negara lain telah meningkat karena tekanan harga komoditas energi di pasar global sebagai dampak eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina.

Jokowi menjelaskan pemerintah terus menahan agar harga BBM Pertalite tidak naik di saat situasi seperti sekarang ini. Pemerintah dapat mempertahankan harga BBM Pertalite saat ini dengan memberikan subsidi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga: Liga Desa Garut 2022 Diwarnai Ricuh, Panitia Pelaksana Ambil Tindakan

Baca Juga: Idrissa Gueye Dihujat karena Tolak Pakai Jersey LGBT PSG, Penggemar 'Kuliti' Standar Ganda Barat

"Yang namanya Pertalite ini, kita tahan-tahan betul agar tidak naik dan harganya tetap di angka Rp7.650 (per liter)," kata Presiden Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional V Projo di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 21 Mei 2022 dikutip dari Antara.

Namun, Jokowi mengingatkan bahwa ketahanan dan kesehatan fiskal APBN juga harus diperhatikan. Dia tidak mau ketidakpastian ekonomi global membuat defisit APBN semakin meningkat.

"Subsidi dari APBN itu gede sekali. Masalahnya adalah tahan kita sampai kapan ? kalau perangnya gak rampung-rampung," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat