kievskiy.org

Tiga Tahun Pandemi, Mentan Klaim Sektor Pertanian Jadi Andalan untuk PDB Indonesia

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengklaim PDB Indonesia selama tiga tahun pandemi Covid-19 selalu didominasi sektor pertanian.
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengklaim PDB Indonesia selama tiga tahun pandemi Covid-19 selalu didominasi sektor pertanian. /Antara/Dedhez Anggara

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo baru-baru ini mengklaim pertumbuhan domestik bruto (PDB) Indonesia selama tiga tahun pandemi Covid-19 selalu didominasi sektor pertanian.

Dengan andalan PDB Indonesia, sektor pertanian juga yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi selama tiga tahun pandemi Covid-19, menurut Mentan Syahrul.

Mentan Syahrul, lantas mengungkap sektor pertanian yang menjadi bantalan alias andalan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah situasi internasional dipenuhi banyak masalah, seperti pandemi, climate change, hingga dampak perang Rusia-Ukraina.

"Kita ingat bahwa semua negara mengalami turbulensi yang sama. pandemi merebak ke seluruh dunia. perubahan cuaca atau climate change membuat cuaca berubah. Belum lagi kita menghadapi geopolitik perang Rusia dan Ukraina. Namun pertanian Indonesia selalu hadir dan menjadi bantalan ekonomi," kata Mentan dalam pernyataan terbarunya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara News.

Baca Juga: Dunia Berkabung, Pengusaha Agrikultur ‘Raksasa’ Ukraina Tewas dalam Serangan Rudal Rusia

Dalam arti lain, Mentan Syahrul menyatakan sektor pertanian yang dipimpinnya sebagai sektor yang mendapat pertumbuhan ekonomi positif saat sektor lainnya melambat karena terdampak pandemi.

Mentan Syahrul, dengan tegas, menilai sektor pertanian sebagai pilihan pasti yang memperkuat ekonomi.

Berkaitan dengan klaim Mentan Syahrul, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengungkap pertumbuhan ekonomi nasional untuk kuartal II tahun 2022 berkisar 5,44 persen, yang salah satunya didapat dari kontribusi sektor pertanian.

Dalam kesempatan itu, Mentan Syahrul juga mengungkap Indonesia yang terjaga potensi resesi sebesar 3 persen, yang terbilang kecil di antara banyak negara besar lain di dunia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat