PIKIRAN RAKYAT - Temuan kasus pertama cacar monyet di Indonesia semakin meningkatkan pengawasan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) terhadap setiap gejala yang mirip virus itu.
Diketahui, kasus pertama cacar monyet di Indonesia berasal dari seorang pria berusia 27 tahun di DKI Jakarta.
Sejak saat itu, pihak IDI mengaku makin intensif melakukan koordinasi lintas daerah di Indonesia, yang bertujuan menekan kasus cacar monyet berikutnya.
Baca Juga: Puan Maharani ‘Apel’ ke Surya Paloh di NasDem Tower, Sekjen DPP PDIP Singgung Pilpres 2024
Dalam arti lain, PB IDI meminta setiap tim medis di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia harus segera melaporkan saat ada pasien bergejala mirip cacar monyet, sehingga bisa ditangani dengan tepat.
"Kami meminta tim medis dan tenaga kesehatan untuk tetap waspada dan segera melaporkan pada dinas kesehatan setempat apabila ditemukan pasien dengan gejala mirip cacar monyet, supaya bisa segera ditangani dan ditindaklanjuti," kata Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi melalui keterangan tertulis, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara News.
Adib, dalam kesempatan itu, memaparkan tentang koordinasi PB IDI dengan sejumlah instansi, seperti Kementerian Kesehatan RI dan dinas kesehatan di seluruh Indonesia, serta IDI wilayah dan IDI cabang.
Baca Juga: Imbas Kekeringan di Wilayah Eropa, Batu-batu Kuno hingga Kapal Perang Dunia II Muncul ke Permukaan
Tak lupa, Adib meminta masyarakat Indonesia tetap tenang dengan kewaspadaan yang ditingkatkan setelah adanya kasus pertama cacar monyet itu.