PIKIRAN RAKYAT – Tumpukan sampah setinggi 40 meter atau setinggi gedung 12 lantai menjadi pemandangan mengerikan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang yang menampung sebagian besar sampah Jakarta.
Jakarta menghasilkan lebih dari 7.500 ton sampah setiap harinya dan sebagian besar dikirim ke sana.
Menurut penelitian Badan Lingkungan Hidup Jakarta, limbah sisa makanan merupakan sampah terbesar di TPA Bantargebang.
Tak kira-kira, jumlahnya mencapai lebih dari 50 persen dari sampah yang ada di sana.
Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Indonesia per 13 September 2022
Laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang melihat data selama 20 tahun menunjukkan bahwa 23 hingga 48 juta metrik ton makanan dibuang setiap tahun dari tahun 2000 hingga 2019, yang berarti antara 115 kg dan 184 kg sampah makanan per kapita per tahun.
Secara ekonomi, limbah makanan merugikan negara senilai antara Rp200–600 triliun per tahun atau 5 persen dari PDB Indonesia.
Indonesia menghadapi masalah lain terkait makanan, yakni anak-anak menderita stunting yang merupakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan yang terganggu akibat kekurangan gizi dan sanitasi yang buruk.
Pemerintah mengklaim bahwa jumlah kasus stunting nasional atau prevalensi tinggi badan menurut usia Indonesia telah menurun dari 27,6 persen pada 2019 menjadi 24,4 persen pada 2021 dan ingin terus memperbaiki angka tersebut.