kievskiy.org

Profil Sorgum dalam Kajian Biologi, Tanaman yang Digiatkan Kementan untuk Menghadapi Krisis Pangan Global

Presiden Jokowi didampingi Seskretaris Kabinet Pramono Anung usai melakukan penanaman bibit dan meninjau panen sorgum di Kabupaten Sumba Timur, NTT, Kamis 2 Juni 2022.
Presiden Jokowi didampingi Seskretaris Kabinet Pramono Anung usai melakukan penanaman bibit dan meninjau panen sorgum di Kabupaten Sumba Timur, NTT, Kamis 2 Juni 2022. /Setpres/BPMI

PIKIRAN RAKYAT – Salah satu strategi yang digencarkan oleh Kementan dalam menghadapi krisis pangan global adalah mengembangkan komoditas-komoditas yang dijadikan sebagai substitusi impor.

Salah satu komoditas subsitusi impor yang dimaksud dengan membudidayakan sorgum. Sorgum dibudidayakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Lalu mengapa pemerintah memilih sorgum? Simak penjelasannya dalam kajian keilmuan Biologi.

Baca Juga: Series Netflix Mindhunter: Interaksi Agen FBI dan Psikolog dengan Pembunuh Berantai

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari jurnal berjudul Potensi Sorgum sebagai Bahan Pangan Fungsional (Suarni, 2012), Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman pangan penting kelima setelah padi, gandum, jagung, dan barley, dan menjadi makanan utama lebih dari 750 juta orang di daerah tropis setengah kering di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.

Di Indonesia sorgum merupakan tanaman sereal pangan ke tiga setelah padi dan jagung. Potensi sorgum di Indonesia cukup besar dengan beragam varietas, tetapi pengembangannya menjadi sesuatu yang masih sulit.

Dilihat dari morfologi akar, sorgum mempunyai sistem perakaran serabut. Akar serabut merupakan akar yang keluar dari bagian pangkal batang bentuknya seperti serabut dan tidak mengalami perkembangan (pembesaran). Akar serabut merupakan ciri tumbuhan monokotil.

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar Kota Mati - NOAH, Video Klipnya Jadi Prekuel Tak Ada yang Abadi

Bentuk batang tanaman sorgum silinder dengan diameter pada bagian pangkal berkisar antara 0,5 - 5,0 cm. Tinggi batang bervariasi, berkisar antara 0,5 - 4,0 m, bergantung pada varietas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat