PIKIRAN RAKYAT – Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang perdana kasus pembunuhan Brigadir J mengatakan bahwa Bripka Ricky Rizal Wibowo masih bisa menyelamatkan nyawa rekannya itu.
“Terdakwa Ricky Rizal Wibowo sekurang-kurangnya dapat memberitahu korban Nofriansyah Yosua Hutabarat, namun terdakwa Ricky Rizal Wibowo tetap tidak memberitahu korban Nofriansyah Yosua Hutabarat supaya pergi dan lari menjauh agar terhindar dari perampasan nyawanya,” kata JPU, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Antara.
Dalam pembacaan dakwaan, JPU menyebutkan bahwa Ricky Rizal tidak turut masuk ke dalam rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga karena sudah mengetahui rencana pembunuhan terhadap Brigadir J.
Bripka RR justru mengamati Brigadir J di halaman agar tidak ke mana-mana sebelum akhirnya diminta masuk ke dalam rumah oleh Ferdy Sambo untuk dieksekusi.
Baca Juga: Ada 189 Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius di Indonesia, Kemenkes: Harus Hati-hati saat Anak Mengeluh
Jaksa mengatakan Ricky Rizal telah mengetahui rencana pembunuhan Brigadir J karena Ferdy Sambo sempat memintanya untuk menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Saat diminta oleh mantan Kadiv Propam itu, Ricky Rizal mengaku tidak berani untuk melakukannya dan kemudian Ferdy Sambo meminta Bripka RR untuk memanggil Richard Eliezer atau Bharada E.
“Ricky Rizal Wibowo tetap turun menggunakan lift dan langsung menemui saksi Richard Eliezer Pudihang Lumiu di teras rumah dan setelah bertemu ternyata terdakwa Ricky Rizal Wibowo bukannya memberitahu niat dan rencana jahat dari saksi Ferdy Sambo,” ujar Jaksa.
Selain Bripka Ricky Rizal Wibowo yang memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Brigadir J, Jaksa juga mengatakan bahwa Putri Candrawathi, Richard Eliezer alias Bharada E dan Kuat Ma’ruf memiliki kesempatan yang sama untuk memberitahu niat keji Ferdy Sambo.