PIKIRAN RAKYAT - Pada Selasa 7 Juli 2020, beberapa wilayah di Indonesi telah mengalami kejadian alam yaitu rentetan gempa dari pagi hingga siang hari.
Menanggapi hal ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menilai bahwa gempa beruntun yang terjadi tidak memiliki kaitan satu sama lain.
Hal ini termasuk untuk gempa yang terjadi di utara dan selatan Pulau Jawa.
Baca Juga: Pengakuan Raffi Ahmad, 3 Minggu sebelum Ditahan Vicky Prasetyo Sempat Tunjukkan Gelagat Tak Biasa
“Sumber gempa, kedalaman, dan mekanismenya semua berbeda,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, pada Selasa malam, 7 Juli 2020.
Daryono juga menjelaskan setelah kejadian gempa beruntun ini banyak orang yang bertanya apakah gempa di Banten Selatan dan Selatan Garut berasal dari sumber yang sama.
Menanggapi hal ini, Daryono pun langsung menjekaskan bahwa kedua gempa itu berasal dari sumber yang berbeda.
Baca Juga: FBI: Tiongkok Adalah Ancaman Jangka Panjang Terbesar untuk Amerika Serikat
Gempa Banten selatan terjadi akibat adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Benioff di kedalaman 87 kilometer. Sedang gempa selatan Garut dipicu oleh adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Megathrust.