kievskiy.org

PVMBG: Gunung Karangetang Sulut Muntahkan 145 Juta Meter Kubik Magma

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara dari waspada (level II) menjadi siaga (level III).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara dari waspada (level II) menjadi siaga (level III). /PVMBG

PIKIRAN RAKYAT - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung Karangetang di Pulau Siau, Provinsi Sulawesi Utara, telah memuntahkan 145 juta meter kubik magma selama dua dekade terakhir. Berdasarkan volume, laju erupsi jangka panjang terdapat 1.237 titik panas yang tercatat melalui citra anomali panas sejak tahun 2000 sampai sekarang.

"Kami konversi ke dalam akumulasi volume magma itu sebanyak 145 juta meter kubik dari tahun 2000 hingga terakhir krisis pada tahun 2019, sehingga kalau kami rata-ratakan output per harinya adalah 21.000 meter kubik," kata Koordinator Gunung Api PVMBG Badan Geologi Oktory Prambada dalam konferensi pers, Kamis, 9 Februari 2023.

Sementara itu, volume laju erupsi jangka pendek yang terhitung sejak 2018 sampai 2019, akumulasi volume magma yang dikeluarkan adalah 7 juta meter kubik. Volume laju erupsi jangka pendek ini merupakan akumulatif magma cukup besar di Gunung Karangetang.

"Apakah ini bisa terjadi lagi di tahun ini? Memungkinkan karena dalam sejarahnya lonjakan-lonjakan akumulasi volume ini juga terjadi pada tahun 2007, 2011, dan terakhir pada 2019," tutur Oktory Prambada.

Baca Juga: Meninggal di Gunung Sagara Garut, Wasiat Pendaki Asal Temanggung Diungkap sang Anak

Berdasarkan laporan PVMBG, Gunung Karangetang merupakan gunung api paling aktif di Indonesia dengan seringnya mengalami kejadian erupsi hampir setiap tahun. Karakteristik erupsinya berupa erupsi eksplosif tipe strombolian serta pertumbuhan kubah lava yang sering diikuti oleh kejadian guguran lava.

Bahaya Gunung Karangetang umumnya diakibatkan oleh guguran lava dari kubah lava dan bahaya sekunder berupa lahar. Risiko bahaya semakin tinggi karena daerah di sekitar Gunung Karangetang memiliki jarak antara batas pantai dengan pusat erupsi hanya lebih kurang 4 kilometer dan di dalam area itu juga terdapat banyak pemukiman.

Menurut Oktory Prambada, Gunung Karangetang selalu mengalami aktivitas vulkanik berupa dinamika gempa yang berasosiasi dengan suplai magma yang terjadi hampir tiap hari. Namun, output yang didominasi oleh gempa embusan dan gempa guguran justru baru muncul pada Januari 2022 sampai Februari 2023.

Ketika guguran itu sudah muncul, maka ada lava yang keluar dari Gunung Karangetang, kemudian membeku dengan cepat. Seismogram masih menunjukkan peningkatan output magma pada Oktober 2022 hingga kini. Seismik mengindikasikan masih adanya pergerakan magma dengan pelepasan berupa lava, guguran, dan embusan intensif pada Februari 2023.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat