PIKIRAN RAKYAT – Penyanderaan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya terhadap pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mark Marthens dinilai sudah masuk dalam aksi terorisme. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Ibnu Suhendra.
Pasalnya, KKB pimpinan Egianus Kogoya menutut kemerdekaan Papua baru mau melepaskan pilot Susi Air tersebut. Aksi terorisme juga ditandai dengan adanya ancaman dari KKB yang akan menghabisi nyawa pilot Susi Air jika permintaan mereka tak dituruti.
Ibnu menyebut cara-cara tersebut sangat identik dengan aksi terorisme. Selain itu, bagi Ibnu, jaringan teror yang berada di Indonesia memiliki motif yang serupa yakni menebar rasa takut demi mencapai tujuannya.
“Selain itu, terdapat motif politik dan ideology yang memenuhi unsur pidana dalam pengertian tindak pidana terorisme dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018,” ucapnya.
Baca Juga: Gangguan Keamanan di Dekai Diduga Jadi Pengalihan Isu saat Aparat Berupaya Bebaskan Pilot Susi Air
Butuh upaya yang sistematis, terukur, dan terkoordinasi untuk menangani aksi terorisme tersebut. Upaya tersebut penting dilakukan agar masalah dapat diselesaikan dengan baik.
Terorisme tidak bisa ditangani dengan sembarangan lantaran hal itu adalah masalah yang penuh kompleksitas. Ideologi pihak teroris harus diperangi hingga ke akarnya, agar permasalahan bisa tuntas.
Pihak BNPT juga menyebut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme bisa diterapkan pada aksi penyanderaan yang dilakukan KKB tergadap pilot Susi Air.
Disebutkan pula bahwa kekerasan KKB terhadap Philip dan penumpang Susi Air sebelumnya sudah memenuhi unsur tindak pidana terorisme. Motif politik, ideology, dan gangguan keamanan jadi pertimbangannya.