kievskiy.org

Panglima TNI Akui Diminta 'Ngerem' Soal Pembebasan Pilot Susi Air: Saya Diminta Sabar

KKB pimpinan Egianus Kogoya menyandera pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens.
KKB pimpinan Egianus Kogoya menyandera pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens. /Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday Times

PIKIRAN RAKYAT - Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono mengaku kerap diminta 'ngerem' soal pembebasan Pilot Susi Air. Dia kerap diminta bersabar oleh sejumlah pihak, dan tidak melancarkan operasi militer.

"Ini berdasarkan tokoh masyarakat maupun dari (Pj.) Bupati Nduga yang selalu mengerem saya, meminta saya untuk sabar. Karena nanti dampaknya akan lebih besar lagi, kerugiannya akan lebih berdampak besar untuk masyarakat kita," katanya di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu, 5 April 2023.

Selain itu, Yudo Margono menuturkan bahwa pihaknya tidak memiliki target waktu untuk menyelamatkan pilot Susi Air. Hal itu adalah karena penyanderaan tersebut berbeda dengan kasus lain, sehingga upaya penyelamatan tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa.

"Nggak ada target harus berapa hari. Kami targetnya adalah mereka (pilot Susi Air) bisa dilepaskan dengan selamat dan tidak ada masyarakat yang terdampak menjadi korban," ujarnya.

Baca Juga: Minta Uang ke Hajatan dan Masjid Pakai Baju Dinas, TNI Gadungan Diringkus Usai Setahun Beraksi

Yudo Margono pun mengaku optimistis pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya bisa dibebaskan dengan selamat. "Insyaallah optimis. Ya, optimis," ucapnya. 

Yudo Margono juga optimistis Kapten Philip selamat apabila pembebasan dilakukan dengan cara persuasif. Menurutnya, jika penyelamatan dilakukan dengan cara militer, KKB tidak segan untuk menembak pilot Susi Air tersebut.

"Apabila saya bebaskan dengan cara militer, saya sudah monitor dari pembicaraan, 'nanti kalau ketemu TNI bunuh saja, tembak saja, nanti biar TNI yang dituduh membunuh pilot ini'," tuturnya.

Yudo Margono menjelaskan, pembebasan dengan cara operasi militer juga mengancam keselamatan masyarakat. Oleh karena itu, dia tidak menginginkan hal tersebut terjadi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat