kievskiy.org

Perbedaan Hari Lebaran Sudah Biasa, Jangan Rusak Momen Saling Memaafkan dengan Pertengkaran

Ilustrasi. Suasana salat Idulfitri di Jakarta International Stadium (JIS) pada 2 Mei 2022.
Ilustrasi. Suasana salat Idulfitri di Jakarta International Stadium (JIS) pada 2 Mei 2022. /Pikiran-rakyat.com/Amir Faisol

PIKIRAN RAKYAT - Perbedaan pendapat muncul dalam penentuan tanggal Lebaran di Bandung pada tahun 1938. Ada dua kelompok yang berbeda pendapat. Kelompok Kaoem (Kaum) berpendapat, Lebaran jatuh pada Kamis, 24 November. Sementara kelompok lain yang disebut kelompok modern percaya Lebaran jatuh pada Rabu, 23 November atau sehari sebelumnya.

"Untuk mencapai kesepakatan, Bupati Bandoeng, Bpk. R.A.A. Wiranatakoesoema mengadakan pertemuan dengan pimpinan kedua kelompok," tulis koran berbahasa Belanda, Bataviaasch Nieuwsblad, 22 November 1938.

Namun, kesepakatan tak tercapai sehingga diputuskan kelompok Kaoem merayakan Lebaran pada Kamis 24 November di masjid, sedangkan kelompok modern pada Rabu, 23 November di Lapangan Olahraga Tegallega.

Bataviaasch Nieuwsblad juga mewartakan perbedaan tanggal Lebaran di Cibadak dalam pemberitaannya, 7 Desember 1937. Koran itu tak menjelaskan lebih rinci terkait Cibadak itu berada di wilayah mana. Namun, diperkirakan, lokasi tersebut merupakan bagian dari Sukabumi.‎

Baca Juga: Ganjil Genap Mudik Lebaran 2023, Korlantas Sebut Sifatnya Situasional

Sudah menjadi aturan beberapa tahun sebelumnya, penentuan kapan tanggal Lebaran bakal disampaikan oleh bupati. Hal tersebut dilakukan sebagai solusi praktis agar hari raya akan berlangsung serentak. Akan tetapi salah satu kiai menetapkan sendiri waktu Lebaran pada Sabtu 4 Desember.

Di Tasikmalaya, perbedaan hari Lebaran juga terjadi sebagaimana pemberitaan Haagsche Courant, 17 November 1938 dengan mengutip Aneta. Penghulu dan bupati turun tangan menyelesaikan perbedaan pendapat tersebut.

Hasilnya, kedua pihak yang berselisih dipersilahkan merayakan Lebaran sesuai pendapatnya masing-masing. Untuk yang berlebaran pada 22 November, perayaan berlangsung di masjidnya tanpa menabuh beduk. Keesokan harinya, perayaan pihak lain berlangsung di masjid resmi.

Pada 1935, silang pendapat penetapan Idulfitri juga terjadi di Tasikmalaya. ‎Bataviaasch Nieuwsblad dengan mengutip Aneta mewartakan kejadian tersebut, 8 Januari 1935. Perbedaan pendapat itu terbilang sengit lantaran ada dua kelompok yang ingin berlebaran masing-masing pada Minggu, 6 Januari dan Senin, 7 Januari.

Baca Juga: Kumpulan Doa Mudik Lebaran 2023 agar Diberi Keselamatan Selama Perjalanan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat