kievskiy.org

Komeng Daftar Bacalon DPD Jabar, Akan Bawa Aspirasi dengan Gaya Satire Komedi

Komedian Komeng (tengah) terjun ke dunia politik untuk Pemilu 2024.
Komedian Komeng (tengah) terjun ke dunia politik untuk Pemilu 2024. /Pikiran Rakyat/Vebertina Manihuruk

PIKIRAN RAKYAT - Komedian Komeng masuk dalam jejeran selebritas yang baru terjun dalam dunia politik untuk Pemilu 2024. Namun, karena permasalahan nama asli dan nama panggung yang berbeda, Komeng yang mendaftar sebagai bakal calon DPD RI dari Jawa Barat itu pun harus berurusan dengan Pengadilan Negeri supaya kedua namanya bisa disatukan.

Setelah menyelesaikan proses pendaftarannya di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar, Jalan Garut Kota Bandung pada 'Sabtu, 13 Mei 2023, Komeng mengatakan bahwa ia memerlukan surat pengadilan untuk memastikan nama yang akan digunakannya. Ia pun akan maju dalam pencalonan dengan menggunakan nama Alfiansyah Komeng.

"Saya tidak mengubah nama, tapi tambahkan Komeng. Nama asli saya Alfiansyah Bustami, sekarang maju dalam pencalonan dengan nama Alfiansyah Komeng," ujar komedian yang populer dengan slogan "uhuy" itu.

Dalam pencalonannya itu, Komeng mengakui ia belum paham masalah Undang-Undang. Dengan berseloroh, ia mengatakan bahwa lebih sering 'ngundang' orang lain.

Baca Juga: Emak-emak di Sukabumi Kawal Ambulans, Bolehkah Warga Sipil Melakukannya?

Ia pun mengakui bahwa komedian tidak bisa secara langsung menyejahterakan rakyat. Namun, komedi setidaknya bisa membahagiakan sehingga banyak masyarakat yang kembali menyukai hiburan rakyat.

Harapannya, hal itu bisa menghidupkan kembali gedung-gedung kesenian di seluruh kabupaten/kota. Bila masyarakat bisa mendapatkan hiburan di wilayahnya masing-masing, maka dengan bahagia, masyarakat bisa menuju sejahtera.

Membawa Aspirasi dengan Gaya Satire Komedi

Komeng menjelaskan, komedian pun bisa mengungkapkan aspirasi masyarakat dengan kondisi faktualnya melalui komedi. Apalagi, gaya satir sudah dipakai oleh komedian sejak zaman kerajaan.

"Bicara komedi, bicara satir. Dulu, raja-raja mau mendengar hiburan, ada pelawak di depan raja sambil menceritakan situasi kerajaan. Seperti kekeringan, disampaikan dengan gaya satir sehingga raja tertawa tapi juga tahu di tempatnya ada kekeringan. Komedi diajarkan seperti itu," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat