kievskiy.org

Terancam Dideportasi, Seorang Jemaah Haji asal Embarkasi Surabaya Ketinggalan Paspor

JEMAAH haji ketinggalan paspor
JEMAAH haji ketinggalan paspor /Dok Kemenag RI

PIKIRAN RAKYAT - Selama kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang pertama di Madinah, Arab Saudi, berbagai masalah dialami jemaah. Terutama saat kedatangan di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMMA).

 

Yang sering terjadi adalah sidik jari jemaah belum terekam sempurna, koper dibuka petugas bandara karena membawa barang-barang tertentu dalam jumlah berlebihan, dan masalah paspor.

Seperti yang dialami seorang jemaah haji asal embarkasi Surabaya (SUB) kloter 9. Jemaah bernama Satiah itu diketahui tidak memegang paspor setelah tiba di Bandara AMMA Madinah, pada Minggu 28 Mei 2023.

Karenanya, ia sempat tertahan dua jam di dalam bandara. Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Panitia Penyelanggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023, Haryanto mengungkapkan, paspor Satiah ternyata ketinggalan saat proses imigrasi di Surabaya.

Untuk mengeluarkan Satiah dari Bandara AMMA, Haryanto mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak bandara dan maskapai penerbangan juga dengan Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi, guna membuatkan Satiah Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) sebagai pengganti sementara paspor. "Paspor itu harus dibawa di kloter berikutnya yakni di kloter 10," ujarnya.

Harus Segera dibawa paspor aslinya, kalau tidak jemaah akan dideportasi. Setelah memegang SPLP, Satiah pun bisa keluar dari bandara dan bergabung lagi dengan rombongan kloternya di sektor 5 Madinah.

Haryanto melanjutkan, kebetulan jemaah yang hilang paspor tersebut didampingi suaminya. Paspornya tertinggal saat naik pesawat karena kondisi jemaahnya juga sudah sepuh.

Menurutnya, SPLP sifatnya hanya membantu, sehingga tetap harus ada paspor asli. Dia mengatakan, peristiwa jemaah haji hilang paspor ini bukan kali pertama terjadi. Peristiwa ini juga pernah terjadi beberapa tahun lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat