kievskiy.org

Panglima TNI Tak Mau Lagi Dengar Ada Video Viral Arogansi TNI: Ceritanya Akan Sampai ke Kutub

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono memberikan pembekalan kegiatan Program Kegiatan Bersama (PKB) Kejuangan TNI-Polri di Sesko AU Lembang, pada Selasa, 30 Mei 2023.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono memberikan pembekalan kegiatan Program Kegiatan Bersama (PKB) Kejuangan TNI-Polri di Sesko AU Lembang, pada Selasa, 30 Mei 2023. /Pikiran Rakyat/Dewiyatini

PIKIRAN RAKYAT - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono meminta TNI menjadi contoh yang baik untuk masyarakat. Salah satunya, dengan menjaga perilaku agar tidak arogan pada masyarakat.

“Silakan kalau mau arogan ke lawan. Arogan di daerah operasi, tapi tidak pada masyarakat,” katanya saat memberikan pembekalan dalam kegiatan Program Kegiatan Bersama (PKB) Kejuangan TNI-Polri di Sesko AU Lembang, pada Selasa, 30 Mei 2023.

Yudo mengatakan, masyarakat tidak akan suka dengan perilaku arogan TNI. Malah, nantinya, akan berujung pada pergunjingan negatif yang berkepanjangan di masyarakat.

“Jangan ada lagi video-video arogansi TNI karena ketika ada, ceritanya akan sampai ke kutub, tidak akan hilang. Jadilah contoh yang baik untuk masyarakat,” ujarnya lagi.

Baca Juga: Aparat yang Dituding Perkosa Gadis 16 Tahun di Sulawesi Masih Diperiksa, Netizen Curiga Bakal Diistimewakan

Yudo juga mengingatkan di hadapan anggota TNI dan Polri agar tidak lagi mementingkan ego sektoral. Menurut Yudo, belakangan terlalu banyak hal kecil yang dibesar-besarkan. Padahal, justru kepentingan yang lebih besar yang perlu dipikirkan. “Tugas yang utama adalah menjaga kedaulatan, menjaga keutuhan. Karena menjaga kamtibmas inilah yang harus disampaikan TNI dan Polri saat bersama-sama,” ucapnya.

Yudo menyebutkan, kegiatan PKB Kejuangan itu hanya sarana pendidikan bagi para perwira. Akan tetapi, di balik itu, kepentingan yang lebih besar, yakni sinergitas TNI dan Polri. “Selain membangun silaturahmi, juga memberikan dorongan semangat menyongsong Indonesia emas 2045,” kata Yudo.

Sementara itu, Kalemdiklat Komjen Purwadi Arianto mengatakan ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi TNI dan Polri yakni Pemilihan Umum (Pemilu). Ada perbedaan cukup signifikan antara Pemilu 2019 dengan 2024.

“Ada 4 daerah pemilihan baru, dengan 200 juta pemilih akan memberikan potensi kerawanan baru. Selain prokes, kini ditambah keterbatasan, juga netralitas penyelenggara pemilu, polarisasi masyarakat, dan politik dunia maya,” ucap Purwadi.

Baca Juga: Oknum Polisi Diduga Terlibat Pemerkosaan Gadis 16 Tahun, Polda Sulteng: Belum Ada Bukti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat