PIKIRAN RAKYAT - Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu berujar jika Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono melawak melalui pernyataannya. Ucapan tersebut berkaitan dengan ekspor pasir laut.
Setelah 20 tahun dilarang, Presiden Jokowi menekenn aturan baru yang menyebutkan jika ekspor pasir laut diizinkan. Keputusan tersebut sontak menimbulkan kontroversi.
Bahkan, tidak sedikit kecaman yang dituai Jokowi akibat kebijakan tersebut. Kritikan datang terutama dari pengamat dan pecinta lingkungan.
Terkait dengan kebijakan tersebut, Sakti Wahyu Trenggono berujar jika ekspor pasir laut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri untuk agenda reklamasi. Ia menyebutkan kebutuhan reklamasi dalam negeri saat ini sangat tinggi, sehingga perlu pemerintah memutuskan untuk menerbitkan beleid tersebut.
Baca Juga: Motif Selingkuhan Bunuh Wanita di Bangkalan: Sakit Hati Diancam Usai Hamili Korban
"Salah satu hal yang akan saya sampaikan bahwa kebutuhan reklamasi dalam negeri begitu besar. Kalau enggak diatur, maka bisa jadi pulau-pulau diambil untuk reklamasi, atau sedimen di laut malah diambil akibatnya kerusakan lingkungan. Makanya terbit PP, kalau diperbolehkan reklamasi maka harus pakai pasir sedimentasi," kata Sakti Wahyu Trenggono.
Pernyataan tersebut kemudian ditanggapi Said Didu. Ia berujar jika ucapan yang dilontarkan Sakti Wahyu Trenggono merupakan perkataan yang tidak masuk akal.
"Pernyataan lucu - ekspor pasir laut utk memenuhi kebutuhan reklamasi dalam negeri ? Masih waras ?" ujar Said Didu dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter mmiliknya.
Dampak dari pengerukan pasir menurut Walhi yang mungkin dilakukan untuk menunjang ekspor yaitu akan ada enam pulau yang tenggelam. Bahkan, organisasi tersebut berujar jika aktivitas tersebut hanya akan menguntungkan China dan Singapura.***