kievskiy.org

Nama Soekarno Masih Melekat dengan Persatuan Negara-negara Asia Afrika

Presiden Sukarno sedang berpidato di depan podium dalam sebuah acara.
Presiden Sukarno sedang berpidato di depan podium dalam sebuah acara. /Anri.go.id Anri.go.id

PIKIRAN RAKYAT - Pengalaman menarik dialami Sekjen DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI), Abdy Yuhana ketika tengah menunaikan ibadah di Masjid Nabawi Madinah.

Dia dipertemukan dengan salah seorang jamaah asal Sudan yang ketika Abdy memperkenalkan diri dari Indonesia, orang Sudan tersebut spontan menyebut nama Soekarno, presiden pertama Indonesia.

Abdy yang merupakan Wakil Ketua Hukum, Hak Asasi dan Perundang-undangan DPD PDIP Jabar itu mengaku kaget mendengar orang Sudan tersebut menyebut nama Soekarno. Bahkan ditambah kata-kata Asia Afrika.

“Begitu kagetnya setelah memperkenalkan bahwa saya dari Indonesia, orang sudan tersebut langsung mengucapkan Soekarno, Asia Afrika, sontak saya langsung terharu sekaligus bangga,”ujarnya Selasa 6 Juni 2023.

Abdy bangga karena prokmalamator Indonesia itu memang milik dunia. Selama ini dia hanya mendengar cerita-cerita warga dunia tentang Bung Karno dari orang lain.

‘Namun saya dapat mendengarnya langsung,” ucapnya.

Abdy yang juga penulis buku Rute Indonesia Raya mengatakan, tanggal 6 Juni merupakan hari lahir Bung Karno 122 tahun silam.

Menurut dia, banyak hal yang bisa dieksplorasi dari berbagai macam konsepsi Bung Karno yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Dan saat ini perubahan dunia kembali datang Revolusi 4.0 dengan bertumpu ada kecerdasan buatan, kecepatan internet dan pengelolaan big data.

“Itulah ‘signal’ global yang sesungguhnya dalam kontek pikiran-pikiran Soekarno sudah dituangkan dalam berbagai macam tulisannya. Dalam kontek mengimbangi dan mengikuti ‘irama’ global maka perlu didorong investasi pada pembangunan Sumber Daya Manusia termasuk di dalamnya riset dan teknologi.

Dikatakan dia, Sumber Daya Manusia perlu terlebih dahulu melihat faktor pendidikan dan kesehatan karena kedua hal tersebut adalah faktor penting menuju Indonesia Emas 2045, 100 Tahun Indonesia merdeka. Sehingga, pendidikan dan kesehatan adalah penopang utama bagi kemajuan sebuah bangsa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat