PIKIRAN RAKYAT - Kota Madiun di Provinsi Jawa Timur, yang dapat dicapai dengan menempuh perjalanan selama 8 jam ke arah timur dari Jakarta, merupakan tempat berdirinya Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI).
Setelah melewati separuh wilayah Pulau Jawa yang padat penduduk dan keluar dari jalan bebas hambatan untuk memasuki kota tersebut, sebuah tembok yang dihiasi mural sepanjang 1 km yang menampilkan hampir semua jenis kereta yang dapat Anda bayangkan akan terlihat di sepanjang Bengawan Madiun, anak sungai terbesar dari Bengawan Solo, dalam perjalanan menuju kampus PPI.
Madiun memiliki ikatan kuat dengan sektor perkeretaapian, yang juga merupakan lokasi berdirinya PT Industri Kereta Api (INKA), salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Produk-produk perusahaan tersebut dikirim ke Malaysia, Thailand, Singapura, Australia, dan sebagainya.
Berdiri di sebuah lapangan hijau yang luas, pemandangan Gunung Lawu di kejauhan dan pemandangan Bengawan Madiun yang begitu dekat dapat terlihat dari kampus PPI. Di sini, program pelatihan pertama untuk personel pengoperasian dan pemeliharaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sedang berlangsung. Program ini diikuti oleh 173 warga Indonesia dan diajarkan secara daring (online) oleh para ahli dari sejumlah institute perkeretaapian di China.
Kelas dimulai pada akhir Februari, dengan program pelatihan teori selama 3-6 bulan yang diperuntukkan bagi masinis kereta EMU (electric multiple unit), mekanik EMU, operator pusat kontrol operasi, dan personel tanggap darurat.
Di setiap ruang kelas, peserta pelatihan dibantu oleh dua interpreter untuk memahami konten yang disampaikan dalam bahasa Mandarin, dan dapat mengajukan pertanyaan kapan saja. Mereka juga memiliki rencana dan materi pengajaran dalam bahasa Indonesia, yang telah disiapkan sebelumnya oleh sekitar 12 penerjemah dalam skema yang disusun oleh pihak China dalam proyek KCJB.
Seluruh interpreter dan penerjemah adalah karyawan perusahaan konstruksi KCJB, yang menguasai dua bahasa dan memiliki keahlian dalam ilmu perkeretaapian.
Salah satu sosok yang berperan sebagai "jembatan" bagi para pengajar asal China dan peserta pelatihan dari Indonesia adalah Liu Shuyuan, yang memiliki pengalaman kerja sebagai interpreter selama dua bulan sebelum datang ke Madiun.
"Mentransfer ilmu kereta cepat atau teknologi kereta cepat, saya sangat senang dapat memberikan kontribusi kecil saya terhadap pembangunan KCJB," ujarnya.