kievskiy.org

Suro, Bulan yang Tak Baik untuk Menikah Menurut Masyarakat Jawa

Ilustrasi pernikahan.
Ilustrasi pernikahan. /Pixabay/Ikri

PIKIRAN RAKYAT - Masyarakat adat Jawa meyakini adanya bulan atau hari pembawa naas dan sial, maka pantang untuk melakukan acara atau hajat besar pada waktu tersebut. Salah satunya adalah bulan Suro, yang dianggap keramat dalam kalender Jawa.

Hal itu pun dibarengi dengan munculnya sejumlah hal yang dipercaya masyarakat Jawa tidak boleh dilakukan pada bulan tersebut. Salah satunya adalah larangan menikah.

Larangan menikah pada saat bulan Suro atau bulan Asyura alias bulan Muharram sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Jawa. Hal itu pun pernah diteliti oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Zainul Ula Syaifudin pada 2017.

Dilihat dari situs resmi kampus, penelitian tersebut berjudul "Adat larangan menikah di bulan Suro dalam perspektif Urf: Studi kasus Desa Wonorejo Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang". Peneliti menjelaskan latar belakang larangan menikah di bulan Suro oleh masyarakat Jawa.

Baca Juga: Malam 1 Suro Jatuh pada Hari Apa? Ini Waktunya

Setelah melakukan studi kasus di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Zainul Ula Syaifudin menyimpulkan latar belakang larangan menikah di bulan Suro adalah karena masyarakat Jawa tidak ingin bulan Suro dijadikan bulan untuk bersenang-senang. Termasuk, pernikahan yang identik dengan pesta besar.

"Hal ini disebabkan karena pada bulan tersebut terjadi peristiwa-peristiwa agung, salah satu peristiwa agung itu adalah peristiwa pembantaian terhadap 72 anak keturunan Nabi dan pengikutnya, sehingga menumbuhkan rasa haru dan menumbuhkan 'Rasa tidak pantas diri' untuk menyelenggarakan pernikahan atau hajatan," katanya.

Filosofi Larangan Menikah dan Berpesta pada Bulan Suro

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar mengungkap filosofi tradisi pelarangan menggelar pesta pada bulan Suro. Larangan itu dilakukan, dalam rangka menghormati keluarga Rasulullah SAW yang berduka.

“Dilarangnya menggelar pesta atau acara besar pada bulan Asyura (Suro) adalah bagian dari adab kita terhadap habaib. Pada bulan itu, ahlul bait termasuk para habaib sedang berduka," ucapnya, Senin 11 Juli 2022.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat