kievskiy.org

Terapi Sulit Tidur Bisa Sembuhkan Insomnia pada Lansia dan Kalangan Lainnya

Penanganan insomnia pada lansia.
Penanganan insomnia pada lansia. /Santosa Hospital Santosa Hospital


PIKIRAN RAKYAT - Ada banyak masalah kesehatan atau penyakit yang sering dikeluhkan lansia, salah satunya adalah susah tidur dan sering mengantuk di siang hari. Padahal, tidur menjadi waktu penting bagi tubuh mengisi ulang kembali energi agar bisa bekerja dengan normal. Di samping itu, cukup tidur juga menjadi bagian gaya hidup sehat lansia. Bagaimana menyiasatinya?

Psikolog dari Santosa Hospital Bandung Central (RS Santosa Kebonjati) Monalisa Aryanti mengatakan, istirahat dan tidur adalah salah satu kebutuhan fisiologis manusia yang harus dipenuhi. Tidur merupakan kebutuhan penting bagi setiap orang, karena dengan tidur seseorang dapat memulihkan stamina tubuh dan pembentukan daya tahan tubuh. 

Kebutuhan tidur bervariasi pada setiap individu. Pada umumnya, dibutuhkan 6-8 jam per hari untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas tidur yang efektif.

Akan tetapi, semakin bertambahnya umur, semakin sulit pula untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas tidur yang efektif. Hal tersebut dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi seperti stres, kecemasan, dan perubahan horman pada lansia yang dapat menimbulkan insomnia. 

Gangguan tidur pada dasarnya bisa menyerang semua golongan usia. Hanya saja, angka kejadian insomnia akan meningkat seiring bertambahnya usia. 

Di Indonesia, prevalensi insomnia pada lansia sekitar 10 persen, atau 28 juta dari total 238 juta penduduk pada 2018. Di Pulau Jawa dan Bali, prevelensi gangguan tersebut juga cukup tinggi, yakni sekitar 44 persen dari jumlah total lansia. Adapun jumlah kasus insomnia di Provinsi Jawa Barat pada 2019 diperkirakan sebanyak 6.701 kasus.

“Melatonin, hormon yang diproduksi secara natural oleh otak kita dan seiring bertambahnya usia, produksi melatonin kita menurun sehingga kita perlu melatonin dari luar. Karena faktor usia, biasanya melatonin pada lansia tidak berfungsi maksimal sehingga terkadang tidurnya terputus-putus atau bangun lebih cepat,” tutur Monalisa, Rabu, 19 Juli 2023. 

Pada kelompok usia lanjut, kebutuhan tidur akan berkurang dan mereka cenderung lebih mudah bangun dari tidurnya. Ada pun kebutuhan tidur untuk kelompok usia 12 tahun adalah 9 jam, berkurang menjadi 8 jam pada usia 20 tahun, 7 jam pada usia 40 tahun, 6,5 jam pada usia 60 tahun, dan 6 jam pada usia 80 tahun. 

Tidak cukup tidur akan mempengaruhi fisik dan mental. Gangguan tersebut berkembang menjadi insomnia jika seseorang mengalami kekurangan tidur yang cukup lama. 

Insomnia atau kualitas tidur dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu lamanya tidur, mimpi, kualitas tidur, masuk tidur, terbangun malam hari, waktu untuk tertidur lagi, lama tidur kembali setelah terbangun lama, gangguan tidur karena terbangun pada malam hari, terbangun dini hari, dan lamanya perasaan tidak segar setiap bangun pagi.

“Jika merasa membutuhkan bantuan professional dan merasa mengalami gejala tersebut dan cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, maka bisa konsultasikan dengan tenaga profesional,” kata Monalisa. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat