kievskiy.org

50 Tahun Hubungan Indonesia dan Korea: Kian Mesra demi Kemakmuran Bersama

Ilustrasi peti kemas.
Ilustrasi peti kemas. /Pixabay/Markus Distelrath

PIKIRAN RAKYAT - Dalam menghadapi tantangan global terutama di kawasan Indo-Pasifik, penguatan kerja sama menjadi salah satu kunci penting. Menyikapi hal itu, Indonesia dan Korea Selatan membentuk ikatan Mitra Strategis Khusus yang semakin kuat dan berkontribusi positif bagi kedua negara.

Sebagai upaya mewujudkannya, digelar forum bisnis memperingati 50 tahun hubungan Indonesia-Korea di Seoul, Selasa 25 Juni 2023.

Forum tersebut mengusung tema Kemitraan Emas Menyusun Langkah-Langkah Lanjutan untuk Peningkatan Kerja Sama Perdagangan dan Industri Indonesia dan Korea melalui Implementasi RCEP dan IK-CEPA.

Dalam kesempatan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan sambutannya secara virtual. Dia mengatakan bahwa dalam meningkatkan kerja sama perdagangan dan industri, penting menggarisbawahi peran Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Baca Juga: Heboh Kasus Dugaan Polisi Tembak Polisi 'Jilid 2', Hotman Paris: TimHotman 911 Siap Bantu!

Perjanjian RCEP yang melibatkan 15 negara, termasuk anggota ASEAN dan 5 mitra regional, membentuk kesepakatan perdagangan bebas terbesar dalam sejarah.

Perjanjian itu mencakup hampir 30 persen populasi, perdagangan, investasi langsung asing, dan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Sehingga, memberi manfaat signifikan bagi negara-negara pesertanya.

Menurut Asian Development Bank, RCEP diperkirakan akan meningkatkan pendapatan ekonomi anggota sebesar 0,6 persen pada 2030, menambahkan pendapatan USD245 miliar, serta menciptakan 2,8 juta lapangan kerja bagi negara peserta. Asia Tenggara diuntungkan dengan kontribusi tahunan yang diperkirakan sebesar USD19 miliar pada 2030.

Salah satu manfaat utama RCEP adalah kemajuan rantai pasok regional, yang mendorong konektivitas dan perdagangan antarnegara peserta. Perjanjian itu juga menandai momen penting bagi ASEAN, dengan keberhasilannya mengajak negara-negara ekonomi yang beragam, termasuk aktor besar seperti China dan Jepang, dalam perjanjian perdagangan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat