kievskiy.org

Polusi Udara di Jakarta, Ini Daftar Dampak dan 5 Solusi yang Bisa Dilakukan

Ilustrasi polusi udara di Jakarta.
Ilustrasi polusi udara di Jakarta. /Antara/Fauzan

PIKIRAN RAKYAT - Polusi udara menjadi salah satu masalah besar yang mesti dihadapi warga di beberapa wilayah Indonesia, salah satunya Jakarta. Pada Senin, 28 Agustus 2023 pukul 9.40 WIB indeks kualitas udara (AQI) di wilayah tersebut bahkan menyentuh angka 163, atau dengan status kualitas udara tidak sehat.

Berdasarkan data IQAir, polutan PM2.5 atau partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 mikrometer di Jakarta mencapai 73,8 mikrometer per meter kubik. Konsentrasi PM2.5 bahkan dilaporkan 14,8 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ada berbagai dampak dari polusi udara yang melanda beberapa wilayah di Indonesia belakangan ini. Pasalnya, masalah tersebut menjadi penyebab kematian tertinggi kelima di Indonesia setelah tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, dan obesitas.

Saban tahun, lebih dari 123.000 orang di Indonesia meninggal dunia akibat polusi udara. Hal itu diungkapkan oleh Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), sebagaimana dilaporkan jurnalis Pikiran Rakyat Endah Asih.

Dampak polusi udara

Agus mengungkapkan, ada dampak jangka pendek dan jangka panjang dari polusi udara yang 'menghantui'. Salah satu dampak jangka pendek adalah sakit tenggorokan.

Berikut daftar dampak jangka pendek polusi udara:

  1. Iritasi mukosa sehingga terjadi gejala bersin-bersin, hidung berair, dan sakit tenggorokan
  2. Batuk
  3. Dahak
  4. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
  5. Pneumonia
  6. Serangan asma
  7. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

Dampak jangka panjang polusi udara:

  1. Menurunnya fungsi paru
  2. PPOK
  3. Asma
  4. Penyakit TBC
  5. Kanker paru

Untuk mencegah timbulnya dampak tersebut, Agus menganjurkan masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan menggunakan masker bedah. Dia berujar, akan lebih baik bila masker yang digunakan jenis respirator, N95, KN95, FFP2, atau KF94.

"Kalau enggak bisa karena mungkin pengap atau mungkin karena tidak nyaman, bisa pakai masker bedah," ujarnya, "masker bedah bisa memfiltrasi hampir 50 persen."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat