PIKIRAN RAKYAT – Jelang pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk kontestasi politik 2024, elektabilitas Anies Baswedan menunjukkan tren peningkatan.
Kenaikan ini dipicu oleh keputusan Anies yang mengakhiri ketidakpastian sosok bacawapres di antara partai-partai koalisi.
Peneliti senior VoxPopuli Prijo Wasono mengatakan, "Adanya kepastian cawapres pendamping Anies berhasil mengungkit elektabilitas, mencegah tren penurunan sepanjang 2023."
“Masuknya PKB ke koalisi pengusung Anies dan deklarasi Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies juga menimbulkan gesekan dengan PKS (Partai Keadilan Sejahtera),” tuturnya.
Baca Juga: Kepergian PKB dari Koalisi Indonesia Maju Tak Banyak Pengaruhi Elektabilitas Prabowo Subianto
Hanya saja, bergabungnya Muhaimin Iskandar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), tak serta merta menaikkan elektabilitas Anies.
Sebaliknya, kepergian PKB dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), tak banyak memengaruhi elektabilitas Prabowo. Partai koalisi pendukung Prabowo dinilai masih memiliki kekuatan terbesar jika dihitung berdasarkan perolehan kursi di parlemen. Faktor lainnya, koalisi ini dinahkodai oleh Partai Gerindra yang merupakan partai politik kedua terbesar di Indonesia.
"Menguatnya Prabowo diikuti bergabungnya partai-partai Senayan," ujar Prijo.
Survei yang dilakukan VoxPopuli Research Center pada 1-7 September 2023 menunjukkan, meski berada di posisi terakhir, elektabilitas Anies mengalami kenaikan mencapai 16,1 persen jika dibandingkan dengan survei pada Juni lalu.