PIKIRAN RAKYAT - Industri halal yang menyangkut berbagai aspek baru bisa semakin berkembang apabila didukung oleh jaminan bahwa produk yang ditawarkan benar-benar halal. Promosi juga berperan penting supaya industri halal bisa menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi.
Menurut Wakil Ketua Komisi 8 DPR, Tubagus Ace Hasan Syadzily, konsep halal harus menjadi gaya hidup oleh pelaku usaha dalam industri halal. Masyarakat tidak bisa sekadar mengeklaim kehalalan tanpa jaminan.
"Mungkin selama ini masyarakat menganggap soal halal adalah taken for granted, masa sih haram? Padahal, halal adalah salah satu prinsip yang harus ditegaskan. Halal harus ditunjukkan sehingga jadi ada jaminan produk kehalalan," katanya di sela focus group discussion bertajuk Potensi Pengembangan Wisata Halal di Soreang, Jumat, 22 September 2023.
Ia mengatakan bahwa Indonesia memang merupakan negara Muslim terbesar di dunia dengan jumlah penduduk Muslim mencapai sekitar 230 juta (86,9%). Namun, Indonesia masih kalah dibandingkan negara-negara lain dalam hal potensi wisata itu.
Baca Juga: PPP Tetap Perjuangkan Sandiaga Uno Jadi Pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024
Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2022, Indonesia masih berada di peringkat 4 pariwisata halal. Penilaiannya memang menyangkut berbagai aspek seperti makanan halal, modest fashion, Islamic finance, kosmetik, maupun obat.
Meski, Indonesia memang sudah ada pada peringkat satu berdasarkan Global Muslim Travel Index. Tetapi targetnya adalah supaya menjadi nomor satu dalam penilaian SGIE.
Ace Hasan memaparkan, konsep halal menyangkut banyak aspek. Bukan hanya produknya, tapi juga tata kelola dan bahan baku yang digunakan.
Ia menyebutkan beberapa hal seperti ketika menggunakan bahan baku yang dibeli di pasar apakah seluruh bahannya halal atau tidak. Selain itu, contohnya, daging ayam yang dimasak apakah sudah dipotong dengan tata cara islami dan dipastikan bahwa ayam yang dikonsumsi bukan bangkai.