kievskiy.org

Menag Yaqut: Jangan Asal Pilih, tapi Lihat Track Record Calon Pemimpin Bangsa Nanti

Menag Yaqut Cholil Qoumas.
Menag Yaqut Cholil Qoumas. /Dok. Humas Kementerian Agama.

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa agama bukanlah alat untuk merebut kekuasaan dan bukan pula untuk berpolitik.

"Agama jangan digunakan sebagai alat untuk merebut kekuasaan, jangan jadikan agama sebagai alat politik," kata Menag Yaqut di Solot, Jawa Tengah pada Jumat, 29 September 2023, dikutip dari Antara.

Menurutnya, menjelang tahun politik para calon pemimpin agar berkontestasi saat Pemilu 2024 digelar nanti. Hal ini yang dikhawatirkan olehnya, penggunaan agama sebagai alat politik semakin riskan.

Baca Juga: KPK Temukan 12 Senjata Api saat Geledah Rumah Mentan Syahrul Yasin Limpo

Baca Juga: Rumah Produksi Tembakau Sintetis di Cimahi Digerebek Polisi, Pelaku Edarkan Produk Pakai Bungkus Mi Instan

Sebab, kata dia, Pemilu hanyalah sebuah mekanisme untuk memilih dan menentukan siapa yang akan memimpin Indonesia selama empat tahun kedepan.

"Ini hanya mekanisme, ini bukan peperangan, bukan sebuah pertarungan hidup dan mati yang harus ada korban, tapi hanya sebuah mekanisme untuk menentukan siapa pemimpin yang akan menakhodai negeri besar yang bernama Indonesia ini," tutur Menag Yaqut.

Karena itu, Menag berharap sebagai umat beragama, maka seluruh warga Indonesia harus menjaga suasan agar kondusif dengan menjadi agen dan aktor yang menjaga pelksanaan Pemilu 2024.

Baca Juga: Denny Sumargo Telepon Farida Nurhan Agar Berdamai dengan Codeblu, tapi Ditolak

"Tidak boleh kita semua ini menjadi bagian yang salah, saling memusuhi, saling menghina satu sama lain, itu tidak boleh. Umat beragama seharusnya menyadari bahwa pemilu, tahun politik hanya sebuah mekanisme untuk menentukan siapa yang memimpin negara ini," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat