kievskiy.org

Kelakar Moeldoko Ajak Warga Tionghoa Kontribusi Bangun Bangsa: Jangan Ngitung Duit Melulu

KSP Moeldoko.
KSP Moeldoko. /Pikiran Rakyat/Amir Faisol

PIKIRAN RAKYAT - Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko berharap tak ada lagi istilah minoritas ataupun mayoritas. Semua adalah satu dalam bingkai Indonesia.

Hal itu dikatakan Moeldoko saat menjadi tamu undangan dalam HUT ke-25 Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI). Moeldoko menghadiri acara itu untuk mewakili Presiden Joko Widodo. 

Menurut Moeldoko, warga Tionghoa kini terbuka untuk menjadi apa saja dan siapa saja. Warga Tionghoa bisa mengisi jabatan sebagai ASN, TNI, dan lain-lain. Warga Tionghoa dipersilakan untuk menjadi apa pun, termasuk anggota dewan.

"Jangan ngitung duit melulu (sambil tersenyum). Sebagai warga Indonesia, silakan mengambil peran dan kontribusi bagi negara ini," katanya.

Moeldoko juga menceritakan tentang kiprah Gus Dur saat menjadi Presiden Indonesia. Saat Gus Dur memimpin, ada Keputusan Presiden No 19 Tahun 2002 yang menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional. Bahkan, kini Imlek tidak dirayakan hanya oleh orang Tionghoa saja.

"Kita lihat di Singkawang misalnya, berbagai suku merayakan Imlek, baik itu suku Dayak, Madura, Tionghoa dan Melayu semua merayakan Imlek bersama-sama. Bahkan ke depan Indonesia akan mengadakan Festival HAM di Singkawang sebagai daerah paling toleran di Indonesia," katanya.

Baca Juga: Pratama Arhan Disebut Miskin, Asnawi Mangkualam Bongkar Kelakukan Asli Marshella Aprilia Mantan Arho

Para anggota PSMTI menyanyikan lagu bagimu negeri bersama Ganjar Pranowo, Moeldoko, Grace Natalia pada perayaan Ulang Tahun PSMTI ke-25 di TMII Jakarta pada Senin 2 Oktober 2023.
Para anggota PSMTI menyanyikan lagu bagimu negeri bersama Ganjar Pranowo, Moeldoko, Grace Natalia pada perayaan Ulang Tahun PSMTI ke-25 di TMII Jakarta pada Senin 2 Oktober 2023.

Acara itu juga dihadiri Menteri Koperasi dan UKM Zulkifli Hasan. Menurut pria yang akrab disapa Zulhas ini, bahwa keberagaman merupakan keniscayaan, bahkan hal ini sudah dipelajarinya sejak kecil.

Zulhas juga menekankan Indonesia patut bersyukur karena memiliki masyarakat yang beragam. "Saya mantan menteri kehutanan. Biodiversitas itu keniscayaan. Kalau monokultur itu cepat punah, baik manusia maupun tanaman," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat