kievskiy.org

Rekam Jejak Gibran Rakabuming, Perjalanan Politik dari Loyang Martabak

Gibran Rakabuming Raka.
Gibran Rakabuming Raka. /Pikiran Rakyat/Fian Afandi

PIKIRAN RAKYAT - Anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, memiliki perjalanan yang sama seperti bapaknya. Sebelum terjun ke dunia politik, dia juga merangkak dari bawah sebagai pebisnis.

Berbeda dengan Jokowi yang merupakan pengusaha furnitur, Gibran merupakan pengusaha kuliner, martabak. Jenama usaha kulinernya itu diberi nama Markobar, martabak berisi beragam rasa sekaligus dalam satu loyang.

Pada 2017, saat menjadi pembicara kunci dalam acara Entrepreneurs Wanted! (EW!) di Gedung Sasana Budaya Ganesha Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Jokowi berujar, awalnya tak setuju dengan pilihan Gibran menjadi pengusaha martabak. Namun, orang nomor satu di Indonesia itu terkejut kala usaha anaknya itu melampaui usaha furnitur yang dirintisnya.

"Baru 5 tahun brand value pabrik yang saya miliki dengan brand value Gibran kalah," kata dia, "Gibran lima kali lebih nilainya, lebih gede martabaknya."

Markobar pun viral di media sosial, diikuti dengan perjalanan mulus bisnis adiknya, Kaesang Pangarep. Outlet bisnis Gibran itu bertebaran di beberapa kota.

Setahun berselang, saat ditanya adakah ketertarikan untuk terjun ke dunia politik, Gibran berujar, anak muda tak boleh apatis. Menurut dia, harus punya pandangan politik tapi tidak boleh berpolitik.

Gibran pun kala itu lebih memilih menjadi pengusaha dibandingkan menjadi politisi. Pria kelahiran Solo, 1 Oktober 1987, itu juga mendapat dukungan dari Jokowi, orang nomor satu di Indonesia itu berujar, tak pernah memaksa anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya sebagai politisi.

Rekam jejak Gibran

Pada 2018 hingga pertengahan 2019, ayah Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah itu semula menegaskan, enggan terjun ke dunia politik. Namun hanya butuh waktu beberapa bulan, alumni University of Technology Insearch, Sydney, Australia, itu tampak berubah pikiran, dia mendaftarkan diri sebagai kader PDI Perjuangan (PDIP) dan maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surakarta 2020.

"Saya sudah mendaftar ke PDIP, dan saya tidak pernah sekalipun, di mana pun, serta siapa pun bilang kalau saya akan maju calon Wali Kota Surakarta melalui independen. Saya sudah mendaftarkan kartu tanda anggota (KTA) PDIP, dan menjadi kader akan tetap maju Pilkada Kota Surakarta melalui PDIP," kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat