kievskiy.org

Alasan PDIP Beda Sikap ke Gibran dan Budiman Sudjatmiko yang Pilih Gabung Kubu Prabowo

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. /Pikiran Rakyat/Oktaviani

PIKIRAN RAKYAT – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjawab tudingan beda sikap partai terhadap Gibran Rakabuming Raka dan Budiman Sudjatmiko.

PDIP dinilai keras terhadap Budiman yang menyatakan dukungan kepada Prabowo Subianto dan meresmikan relawan Prabowo-Budiman (Prabu) pada Agustus lalu. Sesaat usai deklarasi, Budiman langsung dipecat.

Sementara saat Gibran diusung partai lain menjadi cawapres Prabowo, PDIP tampak tidak tegas membicarakan status keanggotaan putra Joko Widodo itu di depan publik. PDIP dinggap berat hati melepas Gibran yang sudah disokongnya menjadi Wali Kota Solo.

Hasto menegaskan, ada perbedaan mencolok saat Gibran dan Budiman merapat ke kubu Prabowo. Gibran pamit melalui Puan Maharani, sedangkan Budiman tidak. Atas dasar inilah PDIP tak ragu memecat Budiman.

Baca Juga: Agenda Makan Siang Gibran, Mahfud MD dan Cak Imin dengan Wapres Ma’ruf Amin Hari Ini Ditunda Lagi

“Mas Gibran kan pamit, Pak Budiman enggak pernah pamit saat itu,” kata Hasto usai menggelar rapat koordinasi daerah (Rakorda) PDIP di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, 5 November 2023.

Hasto mengaku bahwa PDIP tidak mengalami kesulitan saat memecat Gibran. Hanya saja, partai ini masih mempertanyakan etika politik Gibran yang tiba-tiba menjadi cawapres Prabowo saat PDIP sudah mendeklarasikan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

“Gak ada kesulitan (memberhentikan Gibran). Kita melihat bahwa inilah, politik itu berbicara tentang etika publik dan rakyat yang menyuarakan itu. Jadi, di atas partai itu ada rakyat,” kata Hasto.

Menurutnya, Gibran mungkin masih bisa memiliki Kartu Tandan Anggota (KTA) PDIP jika terjadi perubahan dalam putusan MK terkait syarat capres-cawapres minimal berusia 40 tahun atau sedang/pernah menjadi kepala daerah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat