kievskiy.org

MUI: Dukungan terhadap Kemerdekaan Palestina Saat Ini Hukumnya Wajib

Banner yang dibawa massa aksi bela Palestina di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu, 21 Oktober 2023.
Banner yang dibawa massa aksi bela Palestina di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu, 21 Oktober 2023. /Pikiran Rakyat/Irwan Suherman

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh mengungkap hukum mendukung kemerdekaan Palestina. Hal itu disampaikannya saat konferensi pers di Jakarta, Jumat, 10 November 2023.

"Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina saat ini hukumnya wajib," tutur dia, "maka kita tidak boleh mendukung pihak yang memerangi Palestina, termasuk penggunaan produk yang hasilnya secara nyata menyokong tindakan pembunuhan warga Palestina."

Dalam kesempatan itu, dia juga membeberkan fatwa membeli produk dari produsen atau perusahaan yang secara nyata mendukung penjajah Israel melakukan pembantaian di Palestina.

"Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung," kata dia, "seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram."

Ketua MUI Bidang Fatwa itu mengimbau umat Islam menghindari transaksi atau menggunakan produk penjajah dan yang terafiliasi dengan penjajah maupun yang mendukung genosida di Palestina.

Sebelumnya, Niam mengungkapkan, penyaluran bantuan kemanusiaan ke Palestina dapat menggunakan zakat karena terdapat kebutuhan yang mendesak.

"Ini terdapat kebutuhan mendesak untuk menolong saudara kita di Palestina," kata dia, "salah satu bentuk pertolongan melalui penyaluran zakat yang dibayarkan oleh para muzakki di Indonesia untuk kepentingan mustahik saudara-saudara kita di Palestina."

Reaksi kekecewaan

Pada awal November, Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan berujar, seruan boikot produk penjajah Israel yang ramai di media sosial merupakan reaksi kekecewaan masyarakat terhadap genosida di Palestina.

"Ini bentuk protes yang sangat manusiawi karena ada tindakan yang tidak berperikemanusiaan sehingga ini  adalah reaksi dari aksi yang dilakukan," kata dia, "jadi jangan dipahami boikotnya saja, aksi ini bentuk reaksi dari apa yang terjadi."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat