kievskiy.org

1 dari 4 Pengidap HIV-AIDS di Dunia Tidak Punya Akses Pengobatan, Ketimpangan di Indonesia Lebih Besar

Ilustrasi HIV AIDS.
Ilustrasi HIV AIDS. /Reuters/Ajay Verma

PIKIRAN RAKYAT - Mengobati HIV memerlukan kemudahan akses juga untuk pengobatan Antiretroviral (ARV). Namun, masih ada kesenjangan bagi para orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk mengaksesnya.

ARV merupakan obat-obatan yang digunakan dalam terapi HIV. Fungsinya adalah untuk menurunkan jumlah virus di dalam tubuh dan menjaga kesehatan ODHA.

Direktur United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) untuk Indonesia, Tina Boonto mengatakan, saat ini 1 dari 4 orang dengan HIV (ODHIV) tidak memiliki akses ke ARV. Situasi tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2015, di mana hanya 1 dari 2 ODHIV yang memiliki akses.

Akan tetapi di Indonesia, kata Tina, kesenjangannya lebih besar. "Di mana 2 dari 3 ODHIV tidak memiliki akses ke HIV," katanya dalam keterangan pers pada Jumat, 1 Desember 2023.

Baca Juga: HIV AIDS: Gejala, Orang yang Berisiko, dan Cara Penularan

Ia menambahkan, data UNAIDS menunjukkan adanya ketimpangan pendanaan pada program pencegahan HIV yang dipimpin komunitas di kawasan Asia Pasifik. Di Indonesia, hanya 7 persen dari total pengeluaran program HIV pada 2020 untuk dialokasikan ke dalam program populasi kunci.

Pemberdayaan Komunitas

Tina mengatakan, sulitnya mengatasi AIDS saat ini tidak terlepas dari tidak terberdayakannya komunitas dan masyarakat sipil. Ia menilai keduanya memiliki peran utama dalam hal kampanye, pengobatan, maupun persoalan pemenuhan hak-hak dasar pengidap HIV/AIDS.

"Untuk itu UNAIDS baru meluncurkan Laporan World AIDS Day yang sesuai dengan tema tahun ini, Let Communities Lead'," katanya.

Menurut dia, pengalaman selama 40 tahun terakhir menunjukkan bila peran komunitas tidak kalah penting. Salah satunya dalam hal penyediaan obat-obatan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat