kievskiy.org

Warga yang Positif Covid-19 Usai Lakukan Tes Mandiri Tak Terdeteksi Pemerintah

Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Reuters/Dado Ruvic

PIKIRAN RAKYAT – Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia Prefesor Zubairi Djoerban mengungkapkan ada banyak masyarakat yang positif Covid-19, namun tidak tercatat oleh pemerintah. Hal itu karena masyarakat melakukan tes Covid-19 secara mandiri di klinik atau laboratorium swasta.

Padahal kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia disebut mencapai 80 persen. Peningkatan terjadi menjelang akhir tahun 2023.

"Berita naiknya kasus Covid-19 di Indonesia ‘akhirnya’ kejadian juga. Ada kenaikan 80 persen, tepatnya 267 kasus untuk periode 28 November – 2 Desember 2023. Meningkat pesat dari 30-40 kasus," ujar Zubairi Djoerban pada Rabu, 6 Desember 2023,” kata Zubairi Djoerban.

"Mereka yang melakukan tes mandiri pun banyak yang positif. Sehingga under reporting," ucapnya menambahkan,” ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Kenapa Rohingya Kabur dari Bangladesh ke Indonesia? Rela Bayar Puluhan Juta Rupiah Demi Naik Perahu Reyot

Zubairi pun memperingatkan adanya Covid-19 varian EG.5 atau Eris gejalanya sama seperti varian-varian sebelumnya. Untungnya, varian baru ini disebut tak sampai menyerang sampai ke paru-paru.

"Varian ini juga lebih menyerang ke saluran napas atas, amat sedikit yang sampai ke paru-paru. Angka kematiannya pun rendah. Di Indonesia sendiri tidak ada peningkatan terkait perawatan di rumah sakit," ucap Zubairi.

Pernyataan Kemenkes soal kenaikan kasus Covid-19

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga membenarkan adanya kenaikan kasus Covid-19 di akhir November 2023 hingga awal Desember 2023 ini. Kenaikan kasus pun masih berada di bawah ambang batas aman global.

“Rata-rata kasus konfirmasi di rumah sakit yang dirawat ada 131 orang, sekalipun ini masih sangat rendah di bawah level 1,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat