kievskiy.org

Kenapa Pengungsi Rohingya Kabur ke Indonesia? Rela Bayar Puluhan Juta Rupiah Demi Naik Perahu Reyot

Sejumlah pengungsi etnis Rohingya berada di penampungan sementara di Kuala Matang Peulawi, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Senin (27/3/2023). Sebanyak 184 orang pengungsi etnis Rohingya yang terdiri dari 94 orang laki-laki, 70 orang wanita dan 20 orang anak-anak terdampar di Kuala Matang Peulawi, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh dan diturunkan dari kapal pada pukul 04:00 WIB.
Sejumlah pengungsi etnis Rohingya berada di penampungan sementara di Kuala Matang Peulawi, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Senin (27/3/2023). Sebanyak 184 orang pengungsi etnis Rohingya yang terdiri dari 94 orang laki-laki, 70 orang wanita dan 20 orang anak-anak terdampar di Kuala Matang Peulawi, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh dan diturunkan dari kapal pada pukul 04:00 WIB. /Antara/Hayaturrahmah

PIKIRAN RAKYAT - Semakin banyak pengungsi Rohingya meninggalkan kamp-kamp Cox's Bazar yang penuh sesak di pantai tenggara Bangladesh, India. Mereka menyeberangi laut sejauh 1.800 kilometer (1.120 mil) ke selatan menuju Indonesia dengan perahu reyot.

Polisi dan nelayan Indonesia mengatakan bahwa mereka telah mulai berpatroli di beberapa bagian provinsi Aceh, di ujung barat laut Sumatra, untuk mencegah pendaratan kapal pengungsi. Lebih dari 1.000 Rohingya telah tiba pada November 2023, jumlah terbesar sejak 2015.

Sekitar 1 juta Muslim Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsi kumuh di Cox's Bazar. Pada 2017, militer Myanmar memulai tindakan brutal terhadap orang-orang Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine, menghancurkan desa-desa dan membunuh ribuan orang.

Ratusan ribu lainnya melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh. PBB kemudian menyebut apa yang terjadi sebagai "contoh buku teks pembersihan etnis."

Pengungsi Melarikan Diri dari Cox's Bazar

Kehidupan tetap sulit bagi para pengungsi Rohingya di Bangladesh, karena mereka kekurangan makanan, keamanan, pendidikan, dan kesempatan kerja di kamp-kamp yang penuh sesak.

Sebuah laporan oleh Human Rights Watch yang diterbitkan pada 2023 mengatakan bahwa geng-geng kriminal dan afiliasi kelompok-kelompok bersenjata Islam menyebabkan ketakutan pada malam hari di kamp-kamp pengungsi di Cox's Bazar.

Seorang pengungsi Rohingya berusia 19 tahun yang baru-baru ini tiba di provinsi Aceh bersama keluarganya mengatakan bahwa penjahat di Cox's Bazar mengancamnya dan keluarganya setiap hari. Dia pun membayar lebih dari 1.800 dolar AS (Rp27,9 juta) untuk perjalanan perahu ke Indonesia.

Polisi Bangladesh mengatakan, sekitar 60 orang Rohingya telah tewas di kamp-kamp Cox Bazar pada 2023 sejauh ini. Salah satu pendiri Free Rohingya Coalition, Nay San Lwin mengatakan bahwa banyak pengungsi melarikan diri dari kekerasan di kamp-kamp.

"Geng kriminal mengendalikan kamp di malam hari, sehingga tidak ada seorang pun di kamp yang merasa aman. Ini menimbulkan tantangan yang signifikan bagi semua pengungsi," ucapnya, 29 November 2023.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat