kievskiy.org

Pakar: Keributan Antarpasangan dalam Rumah Tangga Sering Diwajarkan Picu Siklus KDRT

Ilustrasi KDRT.
Ilustrasi KDRT. /Freepik/KamranAydinov

PIKIRAN RAKYAT - Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) makin marak terjadi, padahal insiden ini bisa dicegah jika antar sesama masyarakat lebih peduli pada korban. Dokter Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Mellia Christia, M.Si., M.Phil menyebut masyarakat harus segera menolong jika ada indikasi KDRT.

Mellia menyebut kekerasan antarpasangan dalam rumah tangga masih diwajarkan di tengah masyarakat. Bahkan sejumlah orang beranggapan tak sepantasnya mencampuri masalah orang lain.

Pemikiran tersebut membuat KDRT masih sering terjadi, dan kebanyakan sulit dicegah. Parahnya lagi, anggapan masyarakat tersebut membuat KDRT sulit terungkap.

"Masyarakat harus ikut memecahkan persoalan atau memutus rantai kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga," ujar Mellia.

Baca Juga: Korban Pembantaian Israel ke Palestina Tembus 17 Ribu Jiwa, Benjamin Netanyahu: Ini Perang yang Adil

Selama ini kasus KDRT jarang terungkap karena korban takut dengan stigma dari masyarakat yang menganggap keluarga kurang harmonis. Selain itu, ada kecenderungan yang menyalahkan korban.

Tak jarang korban diperlalukan secara tidak sesuai dan malah tak dipercaya karena mengakui KDRT yang dialaminya. Jika masyarakat tak acuh siklus ini akan terus berulang.

Mellia menyebut jika anggapan kekerasan adahal hal yang normal, maka hal itu bukan anggapan yang tepat. Hal itu sama halnya dengan tidak boleh mencampuri urusan orang lain saat ada kekerasan.

"Sebenarnya ketika sesuatu yang terjadi di lingkungan kita, ketika itu sudah mengancam jiwa, membahayakan diri sendiri ataupun orang lain, di saat itulah harus ada tindakan yang diambil oleh masyarakat," kata Mellia menambahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat