kievskiy.org

Kumpulan Pernyataan Prabowo Subianto yang Tidak Sesuai Fakta

Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyampaikan visi misinya dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023.
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyampaikan visi misinya dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. /Antara/Galih Pradipta

PIKIRAN RAKYAT – Pada debat capres pertama di Gedung KPU Jakarta Pusat, calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyampaikan sejumlah pernyataan. Namun terdapat sejumlah pernyataan yang tidak sesuai dengan fakta yang ada.

Debat tersebut  merupakan bagian dari rangkaian debat Capres Peserta Pilpres 2024 yang akan dilanjutkan pada beberapa tanggal, termasuk tanggal 22 Desember 2023, 7 Januari 2024, 21 Januari 2024, dan 4 Februari 2024. Peserta debat pertama melibatkan Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo, serta disaksikan oleh calon wakil presiden dan para pendukung dari masing-masing kandidat.

Tema debat meliputi beragam aspek seperti pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga. Namun, pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh Prabowo Subianto dalam kesempatan ini menjadi sorotan karena ketidaksesuaian dengan fakta yang ada.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pernyataan-pernyataan tersebut yang tidak sesuai dengan fakta sebenarnya, mari simak selengkapnya.

Baca Juga: Budiman ke Hasto: Prabowo Itu Penerus Jokowi, Bukan Peniru

[SALAH] Harga Kebutuhan Pokok Terkendali

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia saat ini tetap dalam keadaan aman dan damai. Ia juga menegaskan bahwa harga-harga masih terkendali di negara ini.

"Perang di mana-mana. Di mana negara-negara begitu banyak yang terjadi perang saudara, Indonesia masih aman, Indonesia masih damai. Indonesia masih terkendali, harga-harga masih terkendali," ujar Prabowo.

Namun, data faktual menunjukkan fakta yang berbeda. Harga kebutuhan pokok di Indonesia terus mengalami kenaikan. Komoditas pangan tetap menjadi penyumbang inflasi terbesar hingga November 2023. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, mengemukakan bahwa kenaikan harga pangan diperkirakan akan berlanjut hingga setidaknya Februari 2024. Dia menyebut, "Melihat neraca pangan yang disampaikan Badan Pangan Nasional, kalau hanya mengandalkan konsumsi dan produksi dalam negeri, defisit kita itu maksimal sampai Januari atau Februari 2024. Kita memang sudah impor 1,7 juta ton beras bulan lalu, tetapi harga belum turun signifikan,".

Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan mencatat lonjakan harga bahan pangan sebesar lebih dari 10 persen sejak awal tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun klaim tentang situasi keamanan dan kedamaian, kenaikan harga kebutuhan pokok tetap menjadi isu yang signifikan di Indonesia.

[SALAH] Jokowi Mengunjungi Papua 19 Kali

Prabowo Subianto, dalam debat capres perdana, memberikan pujian kepada Presiden Joko Widodo terkait kunjungannya ke Papua. Dia menyebut bahwa Jokowi adalah Presiden yang paling sering mengunjungi Papua di antara Presiden lainnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat