kievskiy.org

Menag Yaqut Larang Agama Jadi Bahan Lelucon, Sensitivitas Publik Meningkat pada Tahun Politik

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas atau Gua Yaqut. Bicara soal masa depan pemberangkatan haji Indonesia tahun 2022, Gus Yaqut ,mengatakan bergantung pada satu hal.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas atau Gua Yaqut. Bicara soal masa depan pemberangkatan haji Indonesia tahun 2022, Gus Yaqut ,mengatakan bergantung pada satu hal. /Antara Foto/Wahyu Putro A Antara Foto/Wahyu Putro A

PIKIRAN RAKYAT – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan bahwa agama tidak boleh dijadikan lelucon, terlebih di tengah dinamika politik saat ini.

"Kalau kita kalau browsing kita lihat di YouTube misalnya, banyak orang menjadikan agama sebagai bahan guyonan. Saya kira sih kalau bisa dihindari, jangan gunakan agama sebagai guyonan," kata Menag usai menghadiri acara pengukuhan Relawan Moderasi Beragama dan Deklarasi Pemilu Damai di Lapangan Sangkareang, Mataram, Selasa, 26 Desember 2023.

Menag Yaqut juga menyinggung sensitivitas publik yang meningkat pada tahun politik.

"Memang kadang-kadang itu menjadi ramai kalau ketemu momentum politik seperti ini, dikorek-korek. Itu dulu yang guyon soal agama itu, ndak ketemu momentum politik juga ndak apa-apa. Sekarang ketika ketemu momentum politik, maka lain jadinya," ujarnya.

Ke depannya, Menag berharap tak ada lagi pihak yang menyelipkan agama dalam konten politik atau lelucon.

"Saya kira sudahlah, sudahi, baik menggunakan agama sebagai alat politik, bahan candaan atau apa pun, jangan. Sudah berhenti, yang sudah ya sudah, ndak perlu diulangi ndak perlu sampai tuntut-tuntut," katanya.

Kontroversi Zulkifli Hasan

Beberapa waktu lalu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dilaporkan ke polisi dengan tuduhan penistaan agama.

Zulhas diduga membuat candaan mengenai gerakan salat yang dihubungkan dengan simbol politik capres-cawapres. Selain itu, dia juga menyinggung ucapan amin setelah membaca Al-Fatihah.

Pegiat keberagaman memandang tindakan tersebut sebagai bentuk pendidikan politik yang buruk bagi masyarakat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat