PIKIRAN RAKYAT - Kereta Api (KA) Turangga (KA Plb 65A) tabrakan dengan KA Commuterline Bandung Raya (KA 350) di Kecamatan Cikuya, Cicalengka, Kabupaten Bandung di lintas Cicalengka-Haurpugur KM 181+700, Jumat, 5 Januari 2024.
Kecelakaan ini mengingatkan publik pada peristiwa kelabu serupa di Bintaro, 19 Oktober 1987 silam. Kala itu, KA 225 Merak bertabrakan dengan KA 220 Rangkas di Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.
Akibatnya, dua kereta ringsek akibat benturan yang sangat keras. Sementara 139 orang tewas dan 254 lainnya mengalami luka berat dalam tragedi itu.
Dari 139 korban tewas, 113 di antaranya teridentifikasi. Namun, sisanya sulit dikenali karena bagian tubuhnya tidak utuh saat akan dievakuasi.
Kini, salah satu insiden paling kelam dalam sejarah transportasi Indonesia itu dikenal dengan "Tragedi Bintaro".
Lokasi dan Waktu Kecelakaan
Kecelakaan KA Patas Merak jurusan Tanah Abang-Merak yang berangkat dari Stasiun Kebayoran bertabrakan dengan KA Lokal Rangkas jurusan Rangkasbitung-Jakata Kota yang berangkat dari Stasiun Sudimara.
Berdasarkan keterangan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), kecelakaan terjadi di km 17+252 lintas Angke-Tanah Abang-Rangkasbitung-Merak. Lokasinya berada tepat di tikungan S yang diapit Jalan Tol Jakarta-Serpong dan Jalan Tol T.B. Simatupang. Lokasi kecelakaan juga berjarak 1,5 km di sebelah barat daya TPU Tanah Kusir.
Kecelakaan itu terjadi pada pukul 7.00 WIB. Penumpang KA Merak mengangkut 1.887 penumpang, sedangkan KA Rangkas mengangkut 685 penumpang.
Penyebab Kecelakaan
Penyelidikan menunjukkan Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Sudimara melakukan kelalaian karena memberikan sinyal aman bagi KA Patas Merak jurusan Tanah Abang-Merak. Padahal, PPKA Stasiun Kebayoran tidak memberikan sinyal serupa karena tidak ada jalur kosong di Stasiun Sudimara.