kievskiy.org

Apa Maksud 'Selatan-Selatan' dalam Debat Capres 2024 Putaran Ketiga?

Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). /Antara/Aditya Pradana Putra

PIKIRAN RAKYAT - Dalam debat capres 2024 putaran ketiga, Minggu, 7 Januari 2023, panelis mempertanyakan pandangan dan juga rencana yang akan dilakukan para capres dalam menjalin hubungan diplomasi dengan negara-negara Selatan-Selatan.

Menurut Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, Indonesia dapat memanfaatkan hal ini untuk bekerja sama dan mengembangkan potensi industri-industri seperti baterai mobil listrik.

"Ambil satu saja, teknologi baterai, untuk bekerja sama dengan Selatan-Selatan kita bisa kolaborasi, lalu lithium dengan Argentina," ujar Ganjar.

"Kalau kita konsen, ini kekuatan ekonomi besar, ini menyiapkan lapangan kerja, kita jemput bola. SDM, ini akan berdampak, satu lapangan kerja, dua daya beli baik, lalu mereka ikut dapat pekerjaan karena ada pekerjaan yang disiapkan pemerintah Indonesia," katanya.

Baca Juga: Begini Langkah Anies Baswedan untuk Menyelesaikan Persoalan Pertahanan Indonesia

Sementara menurut Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, saat ini Indonesia telah menjadi panutan negara Selatan-Selatan karena keberhasilan RI dalam menjaga ekosistem ekonomi.

"Jadi leadership kita akan tercermin dan ter impact oleh keberhasilan kita mengelola kemiskinan di negara kita, rakyat kita, menjadi negara industri. Itu yang akan membuat kita memimpin dunia Selatan," ujar capres yang juga mantan Danjen Kopassus.

Kemudian capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menegaskan bahwa presiden Indonesia haruslah membawa agenda negara Selatan dengan baik dalam forum-forum dengan negara-negara besar dunia.

Baca Juga: Anies Kritik Alutsista Bekas dan Pembobolan Situs Kemenhan saat Anggaran Capai Rp700 Triliun

"Presiden jadi panglima diplomasi bukan hanya menjadi penonton dan membawa ini agenda Selatan-Selatan. Misalnya kita berhadapan dengan climate crisis yang biaya menghadapi itu tinggi sekali dan kita bicara dengan Selatan-Selatan yok kita bicara dengan Utara bagaimana membiayai climate crisis sebagai satu kesatuan. Indonesia (akan) jadi pemimpin Selatan-Selatan," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat