PIKIRAN RAKYAT - Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dinilai menunjukkan emosinya dalam beragam cara saat beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad, 7 Januari 2024. Hal itu disampaikan pakar gestur dan mikroekspresi Monica Kumalasari saat dihubungi, Senin.
"Ketidakmampuan Prabowo menguasai emosi dalam bentuk menginterupsi dan berkacak pinggang menjadi perhatian hingga moderator perlu mengatur untuk menenangkan," tutur Monica menerangkan.
Monica mengungkapkan, perseteruan sengit antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan bermula saat Anies menyinggung lahan capres nomor urut 2 itu. Kala itu, eks Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, Prabowo memiliki lahan 340.000 hektare, sementara banyak prajurit TNI yang tidak mempunyai rumah dinas.
Pernyataan Anies Baswedan, menurut Monica, menggiring pada serangan secara pribadi. Dia juga menilai, capres nomor urut 1 itu terlihat pola assumptive question atau pertanyaan asumsi, yakni mengasumsikan sebuah jawaban dibandingkan menanyakannya, sehingga tak membutuhkan jawaban. Situasi saling serang antara Prabowo dan Anies juga dibawa sampai debat berakhir, keduanya tak berjabat tangan.
"Suasana kebatinan yang dirasakan Prabowo, kecewa dengan narasi pasangan calon lain," tutur dia, "sebagai ketidakpuasan juga terlihat dari ekspresi yang ditampilkan oleh TKN saat konferensi pers pascadebat."
Menurutnya, pengendalian emosi yang ditunjukkan Ketua Umum Partai Gerindra itu dalam debat ketiga Pilpres 2024 itu masih sama dengan debat pertama, yang diselenggarakan di Kantor KPU, Jakarta, pada 12 Desember 2023 lalu.
Strategi Prabowo Subianto
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Choirul Umam mengungkapkan, Prabowo Subianto tampil lebih bertahan dibanding capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
"Prabowo yang telah memiliki elektabilitas yang relatif lebih terkonsolidasi, tampil bertahan; sedangkan Anies dan Ganjar terlihat kompak bersama-sama menyerang Prabowo untuk mengejar ketertinggalan basis dukungan elektabilitas mereka," kata dia di Jakarta, Senin.