kievskiy.org

Sindiran TKN Soal Wacana Koalisi Anies dan Ganjar: Tak Sangka, yang Kayak Minyak dan Air Bisa Bertemu

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. /Antara/Aditya Pradana Putra

PIKIRAN RAKYAT – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menganalisis, wacana koalisi kubu Anies-Muhaimin bersama kubu Ganjar-Mahfud sebagai bentuk respons politik dalam upaya mengalahkan Prabowo Subianto di Pilpres 2024. TKN tak menyangka hal itu bisa terjadi karena selama ini ada beberapa partai pengusung dua pasangan capres itu yang pernah terlibat perseteruan.

"Ini hikmah bagi demokrasi. Karena kita tidak menyangka 01 dengan 03 yang bagaikan minyak dan air bisa bertemu," ucap Juru Bicara (Jubir) TKN Prabowo-Gibran Andre Rosiade di Kabupaten Agam, Selasa, 16 Januari 2024.

Andre yang juga anggota Komisi VI DPR RI itu menilai, wacana koalisi Anies dan Ganjar merupakan respons dari kedua kubu tersebut menyikapi tingginya elektabilitas Prabowo.

"Komunikasi politik yang dilakukan pasangan calon 01 dan 03 ini menunjukkan bahwa kedua kubu mengakui Prabowo bisa menang satu putaran," ujarnya, dikutip dari Antara.

Baca Juga: PDIP: Ganjar-Mahfud Tak Tertarik Intimidasi Lawan demi Wujudkan Pemilu Satu Putaran

Menurut dia, ide koalisi Anies dan Ganjar mencuat untuk mengantisipasi elektabilitas pasangan calon nomor urut 2 yang selama ini unggul dalam semua survei elektabilitas. Bahkan saat ini, elektabilitas Prabowo-Gibran sudah mendekati angka 50 persen, dan beberapa lembaga survei lain sudah di atas 50 persen.

"Pasangan 01 dan 03 tidak mungkin bertemu kalau Pak Prabowo unggul tebal," ucapnya.

Kata pakar soal wacana koalisi kubu Anies dan Ganjar

Sementara itu, menurut pakar politik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat, Prof. Asrinaldi, wacana pembentukan koalisi tersebut merupakan bentuk sinyal perlawanan. Selain itu juga sebagai langkah untuk mengantisipasi terjadinya potensi kecurangan saat Pemilu 2024.

"Dalam tanda kutip ya, ini sikap perlawanan dari pasangan calon 01 dan 03 terhadap pihak yang menjanjikan netralitas namun tidak seperti yang diharapkan," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat