kievskiy.org

Sikap Gibran Jadi Cerminan Rekayasa Hukum di MK, PDIP: Usia 40 Tahun Menentukan Kedewasaan

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka. /ANTARA/Asprilla Dwi Adha

PIKIRAN RAKYAT – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menakar kedewasaan Gibran Rakabuming Raka berdasarkan penampilannya dalam debat cawapres Minggu malam. Elite PDIP ini juga menyinggung hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menjadi karpet merah bagi Gibran pada Pemilu 2024.

"Ini menunjukkan lagi-lagi bahwa kedewasaan seseorang itu menjadi sangat penting," kata Hasto usai menyaksikan debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu, 21 Januari 2024.

Usai mengamati sikap Gibran selama debat, Hasto jadi paham alasan MK menetapkan batas usia capres dan cawapres yang semula 40 tahun. Sebab, kata Hasto, usia menjadi salah satu penentu kedewasaan calon pemimpin.

"Kami berpikir, 'Oh ternyata keputusan Mahkamah Konstitusi ketika melakukan rekayasa hukum oleh paman Mas Gibran itu teryata berdampak bahwa usia 40 tahun ternyata sangat menentukan kedewasaan seseorang,'" tutur Hasto.

Selain itu, Hasto juga mengkritik gaya debat Gibran yang lebih mirip teka-teki silang. Penilaian tersebut diberikan Hasto usai Gibran bertanya MD soal greenflation kepada Mahfud dengan cara yang dianggap kurang sopan.

"Seperti TTS saja, padahal ini bukan teka-teki silang. Ini adalah komitmen terhadap rakyat, bangsa, dan negara, terhadap kebijakan apa yang diambil," kata Hasto.

Momen Gibran Bertanya Soal Greenflation

Gibran Rakabuming menjadi sorotan dalam debat cawapres yang digelar Minggu malam usai bertanya kepada Mahfud MD soal greenflation atau inflasi hijau.

Dalam sesi tanya jawab antarcawapres, Gibran mengajukan pertanyaan "Bagaimana cara mengatasi greenflation?". Namun Mahfud yang mengacu pada peraturan KPI, meminta Gibran menjelaskan substansinya terlebih dulu.

Begitu juga dengan para moderator, mereka meminta Gibran tetap mengikuti aturan debat setiap kali menggunakan istilah asing. Namun Gibran sempat ngeyel karena menurutnya istilah asing tersebut cukup umum, sehingga dia merasa tidak perlu menjelaskan kepada Mahfud yang notabene seorang profesor. Sejumlah penonton pun terdengar menyoraki Gibran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat