kievskiy.org

Menko Marves Luhut: Harga Nikel Tinggi Berpotensi Bahaya Bagi Perekonomian

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bersama Presiden Jokowi.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bersama Presiden Jokowi. /Antara

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan peringatan terkait harga nikel yang berpotensi membahayakan perekonomian Indonesia.

Menurutnya, jika harga nikel terlalu tinggi, hal itu dapat mendorong industri baterai listrik untuk mencari alternatif lain.

Indonesia, sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, harus memahami dampak ekonomi dari fluktuasi harga komoditas ini.

Menko Luhut mengingatkan tentang pembelajaran dari kasus cobalt tiga tahun lalu, di mana kenaikan harga memicu pencarian alternatif dalam bentuk baterai lain, seperti lithium ferro phosphate (LFP).

"Kalau harga nikel terlalu tinggi itu sangat berbahaya, kita belajar dari kasus cobalt tiga tahun lalu harganya begitu tinggi, orang akhirnya mencari bentuk baterai lain. Ini salah satu pemicu lahirnya lithium ferro phosphate (LFP) itu," ujar Luhut melalui video di akun Instagram pribadinya.

Menko Marves menjelaskan bahwa ketika harga nikel tinggi, industri baterai listrik cenderung mencari alternatif teknologi yang lebih terjangkau.

Ia menegaskan bahwa perkembangan teknologi sangat cepat, dan jika Indonesia mematok harga nikel terlalu tinggi, pilihan baterai lain dapat menjadi tren.

Selain itu, Luhut menyoroti keberlanjutan lingkungan dengan menekankan bahwa lithium battery berbasis nikel dapat didaur ulang, sementara LFP hingga saat ini belum dapat didaur ulang. Namun, ia optimis bahwa teknologi terus berkembang, termasuk dalam hal daur ulang baterai.

Merespons kritikan terhadap penurunan harga nikel, Luhut mencatat bahwa fluktuasi harga komoditas adalah bagian dari siklus alami.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat