kievskiy.org

Banjir Luapan Sungai Batanghari sampai ke Candi Astano Jambi, Wisata Sampan Bermunculan

Warga mengayuh sampan di kawasan Candi Astano, Provinsi Muaro Jambi, Sumatra, pada Sabtu, 3 Februari 2024.
Warga mengayuh sampan di kawasan Candi Astano, Provinsi Muaro Jambi, Sumatra, pada Sabtu, 3 Februari 2024. /Pikiran Rakyat/Muhammad Ashari

PIKIRAN RAKYAT - Wilayah luar Candi Astano di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Sumatra, kerap terdampak luapan banjir dari Sungai Batanghari bila sedang musim hujan. Namun bagi sebagian warga sekitar, banjir itu dimanfaatkan untuk berusaha menyewakan sampan kepada wisatawan.

Candi Astano kerap didatangi pelancong, terutama pada akhir pekan. Sebagian di antaranya adalah muda-mudi. Tidak jarang mereka menyewa perahu kecil yang disewakan warga di sekitar candi.

Para pelancong yang menyewa perahu kecil itu bisa mengayuh sampan di dekat-dekat kawasan Candi Astano. Candi tersebut dikelilingi oleh pohon rimbun dan mengayuh sampan di sekitarnya bisa memberikan hiburan tersendiri.

Candi Astano sendiri tidak terendam banjir karena posisinya yang cukup tinggi. Bila berada di candi tersebut dan melihat ke arah luar, akan tampak bagaimana candi tersebut dikelilingi oleh genangan air banjir.

Salah satu warga yang menyewakan perahu, Dian, mengatakan, sebagian besar aktivitas yang ia jalani sebenarnya adalah ibu rumah tangga dan terkadang mencari getah dari pohon karet. Namun ketika banjir datang, barulah ia mencoba menyewakan sampan ke pelancong yang datang ke Candi Astano.

"Ini untuk tambah-tambah penghasilan," katanya di kawasan Candi Astano pada Sabtu, 3 Februari 2024.

Biaya sewa sampan di kawasan Candi Astano dipatok Rp20.000. Setiap sampan bisa diisi oleh dua orang. Adapun para pelancong yang menyewa sampan dibatasi waktunya sekira 40 menit.

Dian mengatakan, modal membuat sampan mencapai sekira Rp1 juta. Tapi, itu tergantung kayunya juga. "Kalau kayu durian, itu bisa Rp1 juta," tuturnya.

Maraknya warga yang menyewakan sampan di sekitar Candi Astano tidak lepas dari peran pengelola candi tersebut yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan. Warga-warga tersebut dikoordinir di dalam kelompok Pasar Dusun Karet (Paduka).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat