kievskiy.org

Ganjar Pranowo Dorong Pemerintah Legawa Terima Kritik, Singgung Pentas Teater Butet Kartaredjasa

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo saat debat kelima Pilpres 2024 di Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024 malam.
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo saat debat kelima Pilpres 2024 di Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024 malam. /Antara/Nadia Putri Rahmani

PIKIRAN RAKYAT - Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyinggung insiden intimidasi terhadap pertunjukan teater berjudul Musuh Bebuyutan oleh seniman Butet Kartaredjasa di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Desember 2023 lalu.

Hal tersebut, ia sampaikan pada debat kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan pada Minggu, 4 Februari 2024.

Ganjar mengungkapkan pandangannya bahwa pemerintah seharusnya melindungi kebebasan berekspresi bagi para seniman dan bahwa kritik terhadap pemerintah adalah bagian dari demokrasi yang sehat.

"Kalau mereka (seniman) kemudian berkarya, pemerintah enggak perlu takut ya. Masa takut sama pentasnya Butet Kartaredjasa, kamu boleh lho pentas tapi enggak usah ngomong politik, enggak gitu. Pemerintah mesti kena kritik, mesti waras, mesti dalam track,” kata Ganjar.

“Biarkan mereka para seniman mengekspresikan dengan karya seninya dengan karakter karyanya, dengan budayanya,” ujarnya menambahkan.

Konteks tersebut, Ganjar ungkapkan saat menyoroti komersialisasi kebudayaan. Ia juga menyebut bahwa jika terjadi konflik antara kebudayaan dan birokrasi, seharusnya birokrasi berperan sebagai fasilitator yang memadai.

Menurut Ganjar, para seniman dan budayawan Indonesia, perlu difasilitasi oleh birokrat, sehingga budaya dan karyanya dapat berkembang.

“Birokrat hanya perlu memfasilitasi. Para pelaku seni dan budayawan lah yang melakukan pekerjaan, sehingga budaya dapat berkembang, dan pemerintah dapat mengamati proses kreatif (seniman) itu. Apakah itu melalui nyanyian, filmmaker, para pencipta, penulis buku, dan semuanya,” katanya.

Sebagai informasi, debat kelima Pilpres 2024, kali ini berkaitan dengan kesejahteraan sosial, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), inklusi, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, dan teknologi informasi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat