kievskiy.org

TKN Duga Ada Upaya Gerus Elektabilitas Prabowo-Gibran di Balik Putusan DKPP

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman.
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman. /Pikiran Rakyat/Asep Bidin Rosidin

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Habiburokhman, melihat ada kecenderungan untuk menggerus elektabilitas pasangan calon nomor urut 2 di balik putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang diumumkan beberapa hari menjelang pencoblosan.

DKPP menjatuhkan sanksi berupa peringatan keras kepada Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari. DKPP menyatakan, Hasyim bersalah melanggar kode etik terkait pendaftaran Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden pada 25 Oktober 2023.

“Ya, mungkin-mungkin saja (menggerus elektabilitas Prabowo-Gibran). Kita kan tidak hidup di dunia hampa,” kata Habiburokhman di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Senin, 5 Februari 2024.

Namun, Habiburokhman meyakini upaya-upaya menurunkan tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran bakal gagal. Pasalnya, kata dia, masyarakat percaya pada integritas pasangan calon nomor urut 2 tersebut.

“Coba saja buktikan, yang melanggar integritas siapa? di kubu kami tidak ada sama sekali. Sehingga isu-isu yang kami sampaikan pada saat ini terus diterima oleh masyarakat,” ujar Habiburokhman.

Lebih lanjut Habiburokhman menyinggung soal putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang menjatuhkan putusan pemberhentian Anwar Usman dari posisi ketua MK. Menurutnya, peristiwa politik di MK tidak mampu menurunkan elektabilitas Prabowo-Gibran.

“Orang mengatakan akan tergerus elektabilitas Prabowo-Gibran, saat itu elektabilitas paslon 2 baru 30 persen. Dalam hitungan 2-3 bulan meroket, sekarang di angka lebih dari 50 persen,” tutur Habiburokhman.

Habiburokhman menyimpulkan bahwa masyarakat membaca putusan MKMK dengan cermat. Sehingga, kata dia, isu etik tidak mampu membuat elektabilitas Prabowo-Gibran terjun bebas.

“Misalnya soal terjadi intervensi terhadap MK, enggak ada terbukti sama sekali. Lalu soal tidak mundurnya Anwar Usman, ternyata itu adalah mengikuti preseden yang sudah berlangsung sejak zaman Jimly Asshiddiqie menjadi ketua MK,” kata Habiburokhman.

“Rakyat kita ini sekarang enggak bodoh, sudah cerdas, dan mereka akan jeli mencari sumber informasi, membaca, sehingga mereka membuat kesimpulan,” ucapnya menambahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat