kievskiy.org

Malam Pencoblosan: Anak Muda di Puncak Galau Pemilu dan Valentine

Anak muda di antara pemilu 2024 dan Valentine.
Anak muda di antara pemilu 2024 dan Valentine. /Pikiran Rakyat/Fian Afandi

PIKIRAN RAKYAT - Banyak pemilih pemula yang belum menentukan capres pilihannya dengan mantap pada Pilpres 2024, bahkan hingga H-1 pencoblosan. Ada banyak faktor penyebabnya. Ditambah lagi, fokus anak muda terbagi karena 14 Februari adalah hari Valentine, momen yang kerap diglorifikasi kaum muda bucin alias budak cinta.

Berkenaan dengan itu, kami urai apa saja taktik dan strategi tim pemenangan capres pada masa tenang dan H-1 pencoblosan, terutama di dunia maya, untuk mempengaruhi pemilih pemula, swing voters, dan undecided voters.

Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo
Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo

"Pemilu kali ini adalah perang influencer. Dua pemilu sebelumnya adalah perang media massa. Sekarang, media massa jadi lembaga verifikasi data atau cek fakta karena banyak hoaks," kata Silvianus Alvin, pengamat politik dari Universitas Multimedia Nusantara, Rabu, 31 Januari 2024.

Dari pernyataan itu, dapat dipastikan bahwa medan tempur utama pemilu kali ini adalah media sosial. Medan tempurnya bukan lagi media massa, panggung dangdut di lapangan, atau perempatan jalan dengan baliho yang jadi sampah visual.

Meski demikian, naif kiranya jika menilai siapa yang menang di layar sentuh akan menang di bilik suara. Di pulau Jawa, dengan segala kemudahannya, memang demikian tetapi di luar pulau Jawa, alat peraga kampanye fisik atau kehadiran langsung kandidat masih jadi kuncian.

Suara yang potensial diperebutkan adalah milik pemilih pemula (generasi z) yang menurut data KPU, jumlahnya 46.800.161 orang (21,85 persen dari total jumlah pemilih).

Jumlah pemilih dari generasi milenial memang jadi yang terbanyak (68.822.839 orang) tetapi mereka  rata-rata sudah matang menentukan pilihan. Alapagi, ini bukan pemilu pertama bagi mereka.

Meski banyak anggapan bahwa anak muda tidak peduli politik, faktanya tidak demikian. Anak muda diprediksi akan beramai-ramai masuk bilik suara. Sekira 70 persen anak muda mencoblos pada pemilu 2014, lalu meningkat pada pemilu 2019 menjadi sekira 80 persen. Berkaca pada tren itu, tingkat partisipasi mereka ditaksir meningkat atau paling tidak tetap sama dengan 5 tahun lalu, terlepas mereka dipaksa atau sukarela.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat