kievskiy.org

Apa yang Akan Terjadi Jika Prabowo-Gibran Terpilih Jadi Presiden RI 2024-2029?

Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa pendukungnya usai menyampaikan pidato saat menghadiri acara pemantauan hasil hitung cepat atau quick count di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024.
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa pendukungnya usai menyampaikan pidato saat menghadiri acara pemantauan hasil hitung cepat atau quick count di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. /Antara/Dhemas Reviyanto

PIKIRAN RAKYAT - Kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam hitung cepat atau quick count Pilpres 2024 dipertanyakan oleh aktivis demokrasi, Usman Hamid, yang menyebut kemenangan Prabowo-Gibran dipenuhi dengan praktik kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif.

Mulai dari keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi, penyalahgunaan peran aparatur negara, hingga penyelewengan bantuan sosial. Sementara peneliti media mengungkapkan kekhawatiran akan terancamnya kebebasan pers, mengingat rekam jejak Prabowo yang menunjukkan sikap antikritik terhadap media.

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Viva Yoga Mauladi membantah klaim tersebut, menegaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait kebebasan pers, kebebasan berekspresi, dan masalah HAM.

Apa yang Akan Terjadi jika Prabowo-Gibran Jadi Presiden?

Usman Hamid memprediksi bahwa Prabowo-Gibran akan mengarahkan demokrasi Indonesia menuju kemunduran, dengan aksi protes direpresi oleh gaya kepemimpinannya yang otoriter.

Meskipun usianya sudah 72 tahun, Usman Hamid menyatakan bahwa kepribadian Prabowo yang identik dengan gaya bicara keras dan otoriter, serta ambisi berkuasa yang besar, menjadi faktor penentu.

"Jadi meskipun dia sudah cukup tua di usianya 72 tahun, tapi usia bukan penentu apakah seseorang akan memajukan atau memundurkan demokrasi Indonesia," tutur Usman Hamid kepada BBC News Indonesia, Rabu, 14 Februari 2024.

Usman meyakini bahwa suara yang mempertanyakan keabsahan pemilu akan terus bergema, terutama jika kubu yang kalah dalam quick count menyatakan ketidakpuasan. Namun, kemenangan Prabowo-Gibran telah menempatkan demokrasi Indonesia pada jalur otokrasi, di mana meskipun terdapat pemilu, kebebasan dan keadilan dalam prosesnya diragukan.

"Indonesia akan terus mengklaim masih demokrasi karena punya pemilu tapi pemilunya menghasilkan otokrasi. Jadi menang dari proses demokrasi, tapi sebenarnya melaksanakan kebijakan yang melemahkan sendi-sendi demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan berekspresi," tuturnya.

Apakah Kebebasan Pers akan Terancam?

Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Sasmito Madrim, menyatakan bahwa komunitas pers harus solid dan aktif dalam menjalankan fungsinya jika Prabowo Subianto menjadi presiden.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat